Mukalla (09/02), Nafas Hadhramaut - Tepatnya pada hari Kamis Sayyidi Syeikh Muhammad bin Ali Ba’ahtiyah meniadakan kegiatan belajar mengajar
di kampus. Dengan harapan seluruh santri bisa lebih mempersiapkan seluruh
kebutuhan yang akan ditampilkan saat malam haul. Agenda pertama adalah khataman Al-Qur’an
yang diadakan setelah solat dzuhur di masjid Universitas Imam Syafi’i, Nurul Huda, Ibnu Sina, Mukalla, Hadhramaut, Yaman.
Ada pun acara puncak diselenggarakan Selepas sholat maghrib. Usai sholat
para santri duduk berbaris rapi, seluruhnya memakai gamis putih serta membawa
notes dan pena. Mereka tampak sangat antusias. Tim sholawat Universitas pun
memulai maulid Diba’i. Suara gemuruh pun menyeruak. Saling
bersahutan menggentarkan jiwa.
Acara ini dihadiri oleh Rektor Universitas Imam Syafi’i, Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali Ba’athiyah, Al-Munshib Al-Habib Ali bin Abdillah
Al-Hamid, Sayyid Hasyim bin Abdillah Al-Hamid, Habib Hasan Al-Jufri, Dr.
Muhammad Muqaibil, Dr. Adnan, dll.
Ada pun tertib acara dimulai dengan:
1. Pembawa Acara (MC) yang dibawakan oleh
saudara Muhammad Fahmi Salim
2. Tilawah Al-Qur’an oleh saudara Jum’atul
Khoir.
3. Biografi Habib Ahmad Masyhur bin Toha
Al-Haddad oleh Maulana Malik Ibrohim Mudzakir.
4. Peran serta Pengaruh Dakwah Habib Ahmad
Masyhur disampaikan oleh saudara Munir Al-Bahar dan Muhammad Saad.
5. Pengaruh kitab ‘Miftahul Jannah’
dalam Kancah Dunia dibawakan oleh Muhammad Luthfi.
6. Ideologi emas Habib Ahmad Masyhur
disampaikan oleh Rafsan Muamar dan Muhammad Zidnil Huda.
7. Penampilan grup
sholawat Universitas.
8. Pembacaan syair dan nasrt gubahan
dua orang santri, Said Ba’abbad dan Sholeh Al-Ghonish.
9. ‘Irtibath
Abawiyyah’ Ikatan umpama seorang ayah dan anak antara
Habib Ahmad dengan Sayyidi Syekh Muhammad Ba’atiyah oleh Muhammad Mufti Nawawi.
10. Terakhir pembacaan ijazah yang Sayyidi
Syekh terima dari Habib Ahmad Masyhur bin Toha Al-Haddad secara khusus. Hal ini
di sampaikan oleh Habib Musthofa bin Smith.
Di tengah sesi penyampaian pembicara juga kerap terdapat video tentang
Habib Ahmad Masyhur bin Toha Al-Haddad baik berupa ceramah, atau saat beliau menjadi imam sholat dll.
Ketika seluruh pembicara selesai menyampaikan manaqib Habib Ahmad
Masyhur Sayyidi Syeikh berkata, “Yang kalian sampaikan itu
hanyalah umpama setetes dari tetesan air hujan. Seandainya keutamaan beliau
ditulis di dalam buku maka tak akan pernah cukup.”
Sayyidi Syekh pun menceritakan sedikit kisah saat beliau saat belajar pada
ulama-ulama di Hijaz. Beliau berpindah dari satu tempat ke tempat lain setelah
mendapatkan izin dan isyaroh, di antaranya Habib Abdullah Shodiq
Al-Habsyi, Kholiftul Aslaf Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf, Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad
Al-Kaff.
Namun, Al-Imam Al-Habib Al-Quthb Al-Habib Ahmad Masyhur bin Toha Al-Haddad
tetap menjadi nomor satu di hati Sayyidi Syeikh. Habib Abdullah Shodiq Al-Habsyi lah
yang mengantarkan beliau ke Habib Ahmad Masyhur bin Toha Al-Haddad.
Sebelum ditutup Al-Munshib Al-Habib Ali bin Abdillah Al-Hamid meminta
Sayyidi Syeikh untuk memberi seluruh hadirin ijazah sanad
keilmuan yang telah diberi Habib Ahmad Masyhur bin Toha Al-Haddad. Sayyidi Syeikh pun menuruti permintaan beliau. Acara ini ditutup dengan doa oleh Sayyidi Syeikh dan Habib Ali bin Abdillah Al-Hamid. [AAA]
Penulis: @adoeel_19
Editor: @gilang_fazlur_rahman
Layouter: @najibalwijufri
Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial
Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut • Website |
www.nafashadhramaut.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar