Nafashadhramaut.id | Pasuruan (22/11), Rektor Universitas Imam Syafi’i melanjutkan safari dakwahnya di Pasuruan, Jawa Timur. Pada kesempatan ini, beliau berkunjung ke Pondok Pesantren Sunniyah-Salafiyah asuhan Habib Taufiq bin Abdul Qadir as-Segaf. Selepas mengikuti Hadrah Basaudan di Kubah Habib Alwi as-Segaf Pasuruan beliau menggelar jalsah terbuka seusai shalat maghrib. Jalsah terbuka dimulai dengan lantunan berbagai qasidah Hadramiyah oleh para santri Pondok Pesantren Sunniyah-Salafiyah dengan diiringi berbagai alat musik hajir-marawis. Dalam jalsah terbuka tersebut, para santri menanyakan berbagai macam permasalahan diantaranya sebagai berikut.
Pertama, Hukum operasional lembaga zakat infaq dan shadaqah yang dimiliki oleh yayasan tertentu. Beliau menjawab bahwasannya perkembangan awal lembaga tersebut dimulai ketika dibentuknya berbagai jamaah Islamiyah di dunia Islam. Dalam operasional lembaga tersebut, beliau mengatakan bahwasannya mewakilkan zakat dalam literatur fikih klasuk haruslah diwakilkan kepada orang tertentu, akan tetapi dalam operasional lembaga pewakilan tersebut terjadi antara muzakki dan wakil yang abstrak yang dimanifestasikan dengan eksistensi lembaga tersebut.
Hal ini menjadi permasalahan yang menyalahi literatur fikih klasik. Hal ini diperparah dengan sebagian oknum lembaga yang hanya membagikan zakat kepada golongan tertentu saja. Selain itu beliau mengatakan bahwasannya mengakhirkan pembayaran zakat kepada para mustahiq tidak diperbolehkan. Maka dari itu diperlukan evaluasi dalam opersional LAZIS dewasa ini.
Kedua, Hakikat malaikat Rakib dan Atid, apakah mereka dua malaikat yang satu bernama rakib bertugas mencatat kebaikan serta Atid pencatat amal buruk seperti yang dipahami oleh banyak awam atau Rakib dan Atid adalah satu malaikat yang mencatat amal baik dan buruk ? Sayyidi syekh mengatakan bahwasannya pemahaman yang benar adalah pemahaman yang kedua. Setelah itu dimulailah pembahasan tentang tauhid.
Ketiga, Hadis Jabir yang mengatakan bahwasannya awal mula makhluk yang diciptakan adalah Nur Muhammad Saw. Sayyidi Syekh mengatakan bahwasannya makhluk yang benar-benar pertamakali diciptakan oleh Allah Swt sebelum makhluk lainnya adalah Nur Muhammad Saw. Setelah itu beliau menjelaskan tentag hakikat Nur Muhammad Saw.
Jalsah tersebut dilanjutkan dengan lantunan qasidah Hadramiyah dan diakhiri dengan pengijazahan sanad keilmuan dan kitab yang diperoleh dari para guru beliau di Yaman, Hijaz, Turki dan Suriah serta ditutup dengan tartib fatihah oleh Habib Taufiq bin Abdul Qadir as-Segaf. (MAA)
Ikuti info terbaru mengenai dakwah Sayyidi Syeikh di Indonesia pada
media berikut ini:
@rawi.indonesia
@nafas_hadhramaut
@uis_ye
www.nafashadhramaut.id
Posting Komentar