Nafashadhramaut.id | Siapa yang tidak mengenal Fir'aun? Seorang penguasa yang hidup di tengah Bani israil. Haus kekuasaan, sombong dan kejam. Melakukan segala sesuatu semaunya, bahkan beraninya dia 'menuhankan' dirinya. Dia tak segan-segan membunuh siapa saja yang tidak tunduk kepadanya.
Allah Swt. mensifatinya di dalam Al-Qur'an sebagai orang-orang yang melampaui batas. Maka Allah Swt. mengutus Nabi Musa a.s. untuk memperingatkan Fir'aun bahwa di atas kekuasaannya masih ada kekuasaan yang lebih tinggi, yaitu kekuasaan Allah SWwt. Akan tetapi ia tidak mengindahkan peringatan Nabi Musa a.s. melalui mukjizat yang Allah anugerahkan kepadanya.
Maka, ketika kaum Fir'aun banyak yang beriman kepada Nabi Musa, ia marah besar. Ia berjanji akan memotong tangan dan kaki mereka secara silang, lalu disalib. Namun, karena iman mereka sudah kokoh, maka mereka ikut Nabi Musa a.s. Beliau menggiring mereka ke arah laut Merah, lalu membelahnya dan menyelamatkan mereka dari kejaran Fir'aun. Sedangkan Fir'aun beserta pasukannya, Allah tenggelamkan mereka di tengah lautan saat mengejar Nabi Musa a.s.
Ketika akan digulung air laut, Fir'aun memproklamasikan keimananya. Namun, ketika ia sudah mengucapkan kalimat tauhid tersebut, munculah segelintir permasalahan sebagaimana yang telah dibahas oleh para Ahli tafsir;
1. Apakah benar Fir'aun beriman?
Pernahkah kita membaca ayat yang menjelaskan polemik ini, memahami maksudnya serta merenunginya? Apakah benar Fir'aun mati dalam iman atau kafir?
Ada salah satu ayat dalam Al-Qur'an, Allah Swt. menyebutkan sebuah cerita bahwa Fir'aun mengucapkan perkataan bahwa ia ingin beriman. Allah Swt. Berfirman,
°°وَجَٰوَزْنَا بِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱلْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُۥ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَدْرَكَهُ ٱلْغَرَقُ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِىٓ ءَامَنَتْ بِهِۦ بَنُوٓا۟ إِسْرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ°°
"Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir'aun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir'aun hampir tenggelam, dia berkata, 'Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri).'" QS. Yunus: 90.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa ketika,Fir'aun hendak tenggelam di tengah lautan, ia berusaha untuk bertaubat dengan ucapannya;
قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِىٓ ءَامَنَتْ بِهِۦ بَنُوٓا۟ إِسْرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
"Dia berkata, 'Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri).'"
Namun, dalam kisah ini, para 'Mufassirin' (Ahli Tafsir), telah membahas panjang lebar dengan berbagai permasalahan yang muncul berkaitan dengannya. Di antaranya;
•• Ketika seseorang tenggelam, bagaimana mungkin ia bisa mengucapkan kalimat bahwa ia akan beriman?
Imam Razi menjawab:
1. Dalam madzhab kita, kalam hakiki (yang sebenarnya diambil hukum darinya) adalah kalam nafsi (yang masih dalam benak). Dan ketika Fir'aun tenggelam, ia mengatakannya dengan kalam nafsi, bukan kalam lisan (yang hanya terucap di mulut saja, tanpa meyakini di dalam hatinya).
2. Maksud tenggelam dalam ayat ini ialah permulaanya, belum tenggelam secara keseluruhan.
•• Lantas, kalau memang ia telah beriman, bagaimana mungkin iman / taubatnya tidak diterima?
Jawaban:
1. Karena ia beriman di saat turunnya azab. Iman pada keadaan seperti ini tidak diterima, karena ia mengucapkannya hanya mencari perlindungan.
2. Ia mengucapkan kalimat tersebut hanya sebagai wasilah (perantara) supaya diselamatkan dari azab, bukan berupa pengakuan bahwasanya Allah Swt. MahaKuasa dan seorang hambalah yang hina.
3. Ia mengucapkan itu hanya karena 'taqlid' (ikut-ikutan), seakan-akan ia tidak mengetahui Allah Swt. kecuali dia hanya pernah dengar (nama Allah) dari Bani Israil bahwa ada tuhan selain dirinya. Namun pada hakikatnya dia sangat mengingkari keberadaan tuhan selain dirinya.
4. Kalimat ini hanya membawa ia kepada kekufuran. Kok bisa? Ya, karena ia taqlid / mengikuti akidah Bani Israil (Yahudi). Sedangkan orang Yahudi, hatinya masih condong kepada 'tajsim' (mengatakan bahwa Allah seperti makhluk).
5. Karena belum sempurna imannya. Sempurnanya iman yaitu saat ia beriman kepada Allah Swt. dan utusannya Nabi Musa a.s. Tetapi ia masih belum beriman kepada Nabi Musa a.s.
6. Karena ia kufur terhadap nikmatnya Allah Swt. Saat dalam keadaan senang, ia tidak pernah bertaubat, berdzikir ataupun berbuat kebaikan..Bagaimana mungkin Allah Swt. mau menolongnya?
Rasulullah saw. bersabda,
تعرف إلي الله في الرخاء يعرفك في الشدة. رواه البيهقي.
"Ingatlah Allah di saat kau senang, maka Allah Swt. akan mengingatmu di saat kau dalam kesusahan." HR. Baihaqi.
2. Apakah Benar Fir'aun Beriman?
Ketika dalam keadaan menakutkan, saat akan digulung oleh air di tengah laut, Fir'aun pun bersegera menyelematkan diri menuju pinggir laut dan berkeinginan untuk beriman dan mengucapkan:
قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِىٓ ءَامَنَتْ بِهِۦ بَنُوٓا۟ إِسْرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
"Dia berkata, 'Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri).'"
Namun, bagaimana mungkin malaikat Jibril a.s. menghadang Fir'aun untuk bertaubat?
Sebagaimana disebutkan dalam hadits, dari sahabt Ibnu Abbas, Rasulullah saw. menuturkan, bahwa malaikat Jibril a.s. memasukan tanah ke dalam mulut Fir'aun, karena khawatir kalau Fir'aun mengucapkan: لا إله إلا الله sehingga Allah Swt. merahmatinya. HR. Tirmidzi. Hadits hasan shahih.
Padahal, jika ia menghalangi Fir'aun untuk beriman, sama saja ia membiarkannya dalam keadaan kufur. Ridho terhadap kekufuran adalah kufur
Imam Khozin menjawab:
1. Adapun kisah antara Fir'aun dan malaikat jibril inti pokok pembicaraannya ialah bahwa Allah Swt. mencegah Fir'aun untuk beriman, dan menjadikan itu hukuman bagi kekufuran yang ia lakukan sebelumnya. Dan apa yang telah dilakukan malaikat Jibril a.s. (memasukan tanah ke mulut Fir'aun) itu merupakan perintah Allah SWT.
2. Sesungguhnya apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah Swt. itu memiliki hikmah tersendiri yang tidak bisa ditebak oleh seorang hamba. Allah Swt. memiliki tujuan yang sangat terpuji. Pada hakikatnya Jibril sudah mengetahui bahwa Fir'aun adalah orang yang pasti diberikan azab. Sehingga ketika Fir'aun mengucapkan kalimat yang menyatakan bahwa ia ingin beriman, malaikat Jibril memasukan tanah ke dalam mulutnya supaya menjadi penguat bahwa imannya tidak diterima.
Kita memohon kepada Allah Swt. agar kita dapat hidup dan mati dalam keadaan beriman. Aamiin.
Referensi:
- Al-Qur'an
- Tafsir Imam Fakhrurrazi
- Tafsir Imam khozin
- Kitab-kitab hadits.
Ditulis di Mukalla – Yaman, Agustus 2020.
(*) Penulis adalah alumni Univ. Imam Syafi'i, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Hadhramaut University.
Posting Komentar