Nafashadhramaut.id | Pergantian waktu menentukan perubahan zaman semakin rapuh, berbagai polemik sekte mengatasnamakan agama hanya demi meraih hasratnya. Itulah yang membuat penulis penasaran dan mencoba menguraikan titik awal fitnah yang terjadi pada umat Islam hingga masa kontemporer saat ini.
Suatu ketika Sayyidina Abu Bakar melewati suatu lembah dan melihat
seseorang sedang melakukan sholat dengan khusyu',
lalu pulang ke Mekkah dan mengabarkannya kepada Rasulullah saw.
Sayyidina Abu Bakar saat itu spontan terkejut,
sebab Nabi menyuruhnya untuk menemui orang tersebut dan membunuhnya.
Sesampainya bertemu dengan orang tersebut, Sayyidina Abu Bakar
tidak tega membunuhnya karena dia sedang melaksanakan sholat
dengan khusyu'. Ketidak tegasan beliau membuat Nabi menyuruh Sayyidana Umar untuk
membunuhnya, namun Sayyidina Umar pun demikian, beliau tidak tega
untuk membunuhnya. Dan yang terakhir, Nabi menyuruh
Sayyidina Ali, beliau juga tidak tega membunuhnya.
Hingga akhirnya, Nabi dengan tegas menyatakan
alasanya:
))إن هذا وأصحابه يقرأون القرآن لا يجاوز تراقيهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية ثم لا يعودون فيه حتى يعود السهم في فوقه فاقتلوهم هم شر البرية.)) رواه أحمد في مسنده.
وفي رواية (( إن هذا أول قرن خرج من أمتي. لو قتلته ما اختلف في أمتي اثنان.)) أخرجه أبو يعلى.
Artinya: "Sesungguhnya orang ini dan pengikutnya membaca Al-Qur'an
hanya sebatas tenggorakan, mereka akan melesat (keluar) dari agama Islam
sebagaimana melesatnya busur dari panah, kemudian mereka tidak akan masuk Islam
kembali hingga kembalinya busur ke panah yang sudah melesat tadi (Mustahil).
Bunuhlah mereka! karena mereka seburuk-buruknya manusia." HR. Imam Ahmad
dalam kitab Musnadnya.
Di lain riwayat, Nabi bersabda: "Sesungguhnya orang ini awal
tanduk fitnah. Jika saja kalian membunuhnya,
maka umatku tidak akan berpecah belah." HR. Imam
Abu Ya'la.
Para Ulama menyatakan inilah awal fitnah yang terjadi dan sumber
dari segala fitnah. Dari situlah nantinya fitnah itu
akan menyebar, meskipun secara dhohir mereka sholat berjamaah dan berperang
melawan orang-orang kafir bersama Nabi dan para Sahabat. Namun di tengah
keadaannya yang seperti itu, mereka selalu mencari cela untuk membuat pecah
belah umat Islam, dan salah satunya ketika terjadi perang Bani Musthaliq dengan
memfitnah Istri Nabi, Sayyidah Aisyah, dengan tuduhan zina dengan Shofwan bin
Mu'atholah. Pastilah itu tidak mungkin terjadi.
Kemudian fitnah mengalir deras setelah wafatnya Rasulullah. Dan
terbunuhnya Sayyidina Utsman sehingga terjadi perselisihan panas antara sahabat
sehingga melahirkan perang Jamal dan terbunuhnya beberapa sahabat. Untuk
menghentikan pertumpahan darah umat Islam, Sayyidina Ali dengan rela mengadakan
perdamaian dengan Mu'awiyyah. Di sinilah Khowarij muncul dan mengkafirkan
Sayyidina Ali serta sahabat lainya dengan alasan Sayyidina Ali menghukumi sesuatu
tidak berlandaskan Al-Qur'an.
Peristiwa terpecahnya umat Islam ini sudah dijelaskan Rasulullah,
sekaligus beliau
telah memberikan sebuah solusi agar
berpegang teguh terhadap agama Islam dengan mengikuti mayoritas dan para
sahabatnya. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda:
((إن بني اسرائيل افترقت على احدى وسبعين فرقة و إن أمتي ستفترق على اثنتين وسبعين فرقة كلها في النار الا واحدة وهي الجماعة.))
وفي رواية أخرى: (( ما انا عليه وأصحابي.))
Artinya: "Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 71
golongan, sedangkan umatku menjadi 72 golongan, semuanya di
neraka kecuali satu, yaitu orang yang berpegang teguh terhadap keyakinan
mayoritas."
Di lain riwayat: "Kecuali
orang yang mengikutiku dan para sahabat."
Pada masa
Tabi'in, perpecahan umat Islam dan fitnah semakin besar. Setiap
kelompok bergerak mengatas namakan Islam, berlandaskan Al-Qur'an
dan Sunnah. Namun pada kenyataanya, satu sama lain saling mengkafirkan,
menghalalkan darah umat Islam yang tak sependapat, memalsukan hadits,
bahkan sebagian ada yang mengaku sebagai Nabi dan Tuhan. Berabagai cara apa pun
telah dilakukan hanya demi menumpaskan hasrat nafsu dan politik di balik
slogan "Agama Islam". Inilah yang disebut para Ulama dengan
"Fitnah Siasat"
Di tengah bergejolaknya perpecahan dan fitnah, masih banyak umat
Islam yang berpegang teguh terhadap wasiat Rasulullah saw. yaitu berpegang
teguh kepada Al-Qur'an, hadits, para sahabat serta salafussholih. Bersih
dari campur tangan para politikus. Itulah
kaum mayoritas umat Islam.
Oleh karena itu, untuk membedakan mana golongan yang melenceng dari
ajaran Islam, maka dikukuhkanlah kesepakatan oleh para Ulama dengan istilah:
"Ahlusunnah wal Jamaah" setelah abad ke-3 H. Bermanhaj Imam Abu Musa
Al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi dalam Madzhab Akidah. Imam Abu Hanifah,
Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Ahmad bin Hambal dalam Madzhab Fikih/Syariat,
serta para Sufi seperti Imam Junaid Al-Baghdadi
dalam Madzhab Ihsan. Inilah Rukun Agama islam yang
terdiri dari Iman (Aqidah), Islam (Syariat) dan Ihsan (Akhlak).
Jika dikatakan, mengapa itu dinisbatkan kepada mereka?
- Karena mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh terhadap
kemurnian ajaran Islam, pun sanad keilmuanya bersambung sampai kepada
Rasulullah saw. dan mereka semua termasuk salafussholih yang hidup pada
abad ke-1-3 H.
- Setiap dari mereka mempunyai otoritas dan kompeten dalam
bidangnya masing-masing. Terutama mereka menghabiskan sisa umurnya untuk
berjuang menyebarkan ilmu dan berdakwah dengan manhaj Rasulullah, sahabat
serta salafussholih.
- Pembukuan dan karya mereka yang terususun rapi dan masih bisa
diselamatkan hingga hari ini. Meskipun banyak di antara para sahabat atau
tabi'in mempunyai predikat "Mujtahid Muhtlaq", namun mereka
tidak mempunyai karya, atau karyanya tidak terselamatkan.
- Ditinjau dari para pengikut dan muridnya yang menyebar ke seluruh
pelosok dunia, melahirkan Imam-Imam besar, Ahli Tafsir, Ahli Hadits, seperti
Imam Al-Ghozali, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Fakhruddin Ar-Rozi, Imam
Nawawi, Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani dll.
Di bawah Ahlusunnah wal-Jamaah inilah agama Islam terjaga
baik dan menyebar keseluruh penjuru dunia. Di bawah
kendali mereka, Palestina dapat ditaklukkan, Kerajaan
Romawi runtuh di Konstantinopel, dan Indonesia merdeka dari penjajahan Eropa.
Namun kini kita kembali lagi ke dunia hitam di era kontemporer. Berbagai
pergerakan pembaharuan dan organisasi ke-Islaman di dunia semakin berkembang
pesat. Ada yang menitikberatkan terhadap pemerintahan Islam,
seperti Ikhawanul Muslimin, Hizbut Tahrir. Ada yang berusaha memurnikan Islam
dari khurafat seperti Salafy Wahabi dll. Semuanya dengan slogan
"Al-Qur'an dan Sunnah". Namun pada kenyataanya berapa juta umat Islam
dibantai. Berapa banyak kuburan Sahabat dibongkar, lalu dibakar. Para
ulama disiksa dan dibunuh hanya atas nama: "Al-Qur'an
dan Sunnah" dalam pergerakanya.
Jelas Al-Qur'an dan Sunnah
tak pernah mengajarkan pengkafiran, pembunuhan,
terutama terhadap umat Islam sendiri. Rasulullah saw.
bersabda:
"إذا قال الرجل لأخيه: يا كافر فقد باء بها أحدهما إن كان كما قال وإلا رجعت عليه." رواه البخاري والمسلم.
Artinya: "Ketika seseorang berkata
kepada saudaranya, 'Wahai Kafir', sungguh
salah satunya telah berbuat buruk jika perkataanya benar. Namun jika
(perkataanya) salah, maka kekafiranya berbalik kepada dirinya." HR. Imam
Bukhari dan Imam Muslim.
Maka ada yang tidak beres. Secara
tampak mereka mengatasnamakan:
"Al-Qur'an dan Sunnah", namun batinnya menghancurkan umat
Islam secara perlahan hanya demi mencapai tujuan politiknya dan memuaskan
hasrat nafsunya. Sebagaimana awal fitnah pada masa Rasulullah, hingga beliau
menyuruh sahabat untuk membunuhnya, meskipun secara dzohir dia sholat dengan
khusyu'. Namun di balik
itu, mereka akan merebahkan fitnah di tengah-tengah umat
Islam.
Penggambaran ini sudah dinaskan oleh Rasulullah saw.:
((لتنقضن عرى الإسلام عروة عروة فكلما انتقضت عروة تشبث الناس بالتي تليها وأولهن نقضا الحكم وآخرهن الصلاة.)) رواه أحمد في مسنده.
Artinya: "Tali Islam perlahanlahan akan terputus. Setiap
kali tali terputus, manusia mengeratkan tali yang di bawahnya. Awal
putus tali itu adalah tidak diberlakukannya
hukum Islam dan akhir talinya adalah sholat."
HR. Imam Ahmad.
Di lain riwayat, Rasulullah saw.
bersabda kepada Harits bin Umairah:
((إن يدفع عن عمرك فسيأتي عليك زمان كثير خطباؤه قليل علماءه كثير سؤاله قليل معطوه الهوى فيه قائد العلم. قال:
متى ذالك؟ قال:
إذا أميتت الصلاة وقبلت الرشا ويباع الدين بعرض يسير من الدنيا. فالنجاء النجاء ويحك ثم النجاء.))
رواه الطبراني.
Artinya: "Jika umurmu panjang, nanti akan datang suatu masa,
banyak orang pandai berbicara, namun sedikit sekali para Ulamanya. Banyak orang
meminta, namun sedikit orang yang mau memberi. Di
mana ilmu tunduk mengikuti hawa nafsunya. Lalu sahabat tadi
bertanya: "Kapan itu, wahai Rasulullah? Nabi menjawab: "Ketika
orang-orang sudah berani menyepelekan sholat, berani
suap-menyuap (korupsi), agama dijual-belikan
dengan harta dunia." HR. Imam Thabrani.
Meskipun umat Islam adalah penduduk terbanyak di muka bumi, namun
banyaknya pemeluk Islam hanya laksana buih di lautan, hanya menjadi arus globalisasi
fitnah. Keadaan umat Islam saat ini, para ulama
menyebutnya: "Marhalah Ghutsaiyyah"
Berpegang teguh terhadap ajaran Ahlusunnah wal Jama'ah merupakan
kunci keselamatan di tengah fitnah ghutsaiyyah di era kontemporer.
Semoga Allah selalu menjaga kita dari fitnah akhir zaman, dan
kembali kepangkuan ke-Mahariban-Nya dalam keadaan jiwa yang bersih tanpa noda.
Aamiin.
WaAllahu a'lam.
Semoga bermanfaat!
Ditulis di Mukalla – Yaman, 25 September 2020.
(*) Penulis adalah alumni Univ. Imam Syafi'i, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Hadhramaut University.
Disari dari kitab:
-Firaq baina firaq, karya Imam Baghdadi.
-Idhar Ilmi maknun, karya Sayyidi Habib Abu Bakar
Al-Adni.
-Tarikh Najd, karya Ustman bin Basyar Najd.
-Hatta latadhi' hawiyyah Shufiyyah, karya Sayyid Shubaih.
-Minhaj
Al-Abidin, karya Imam Ghozali.
-Tarikh Tasyri', karya
Sayyid Muhammad
bin Alwi Al-Maliki.
-Qira'ah fi kutubilaqoid, karya
Ustadz Hasan Farhan.
Posting Komentar