Takut merupakan perasaan yang tertanam dalam diri manusia. Rasa
takut itu berbeda-beda. Hal ini perlu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama kepada keluarga, istri, anak dan saudara. Rasa takut inilah yang akan membimbing
hamba untuk mengalahkan panggilan berbuat maksiat yang dilakukan oleh setan dan hawa
nafsu. Ingatkah kita dengan proklamasi yang dilakukan oleh Iblis setelah
berhasil mengeluarkan Nabi Adam dan Hawa ke dunia. Allah swt. berfirman
dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 16-17:
"قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ
صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ،
ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ
أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ"
Aritinya: (Iblis) menjawab, “Karena engkau telah
menghukum aku tersesat, pasti akan akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dri depan,
dari belakang, dari kanan, dari kiri mereka. Dan engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur.” (Q.S Al-A’raf 16-17)
Allah swt. berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 18:
"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ"
Aritinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Takutlah kepada Allah dan lihatlah yang telah
kamu lakukan dimasa lalu untuk menyambut hari esok” (Q.S al-Hasyr: 18)
Yakni, Tumbuhkanlah rasa takutmu
kepada Allah swt. dengan memperbanyak amal kebaikan selama berada di dunia agar
menuai hasil yang baik saat berada di akhirat. Jangan sampai kita menjadi orang
yang disebutkan di dalam Al-Qur’an, “Wahai Tuhanku, seandainya Engkau
memperlambat ajalku, Aku akan bersedekah dan Aku ingin menjadi orang yang
sholih.” (Al-Munafiqun; 10)
Lalu, apa yang sudah kita
persiapkan untuk hari kiamat nanti, suatu hari yang tidak bermanfaat lagi saat
itu harta mau pun saudara. Setiap orang memikirkan nasibnya masing-masing.
Apa yang telah kau bawa? Apa yang
akan aku andalkan saat berada di sana. Puasaku batal, sedekahku sedikit, solat sering ditinggalkan, jarang membantu keluarga, tetangga dan masyarakat
sekitar bahkan sering membuat resah masyarakat.
Saat itulah seluruh manusia berada
di sebuah tempat, antara dirinya dengan matahari hanya beberapa jengkal,
seluruh manusia kebingungan, hanya amal kebaikanlah yang akan melindungi dari
panasnya terik matahari dan murkanya sang Ilahi, Allah. Pada saat itu pula
seluruh makhluk ciptaan Allah swt. dari malaikat, langit, bumi bersaksi tentang
apa yang telah dilakukan seorang hamba semasa hidupnya baik, buruk, ketaatan
atau kemungkaran. Bahkan anggota tubuhnya ikut bersaksi terhadapnya di sana.
Saat itu pula bumi bersaksi terhadap
orang yang beriman, “Ia melakukan solat, puasa, pergi haji dan berjihad, lantas
ia senang dengan kesaksian itu.” Sedangkan orang kafir dan muslim yang selalu
bermaksiat, “Ia menyekutukan-Mu, berzina, meminum arak, serta memakan makanan
haram.” Hakikat seorang muslim
yang beriman ialah, selalu merasa takut kepada Allah dengan menjaga seluruh
anggota tubuhnya.
Imam Al-Allaisi mengatakan,
“Tanda seorang takut kepada Allah itu tampak pada tujuh perkara : Menjaga
lidah, hati, mata, perut, tangan, kaki dan amal ibadah.”
1.
Menjaga lidahnya
Ia akan mencegahnya dari perkataan yang dusta, ghibah,
adu domba dan terlalu banyak bicara. Ia lebih memilih untuk selalu sibuk
berzikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an dan belajar
ilmu pengetahuan.
2.
Menjaga Hati
Ia berusaha menghilangkan benih-benih permusuhan dan
dengki terhadap saudara seiman. Karena dengki menghapuskan segala kebaikan,
sebagaimana yang disabdakan oleh nabi Muhammad saw
" الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب"
“Dengki itu menghanguskan kebaikan sebagaimana api menghanguskan kayu
bakar.”
Dengki ini merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya karena ia
mampu memecahbelahkan saudara kandung, kerabat dan tetangga.
3.
Penglihatannya
Tidak boleh bagi seorang muslim
melihat pada perkara yang diharamkan oleh Allah swt. Tapi jadikanlah pandangan
sebagai sarana untuk mengambil pelajaran. Rasulullah bersabda,
"من ملأ عينيه من الحرام ملأ الله تعالي يوم القيمة
عينيه من النار"
“Barang siapa
yang melihat perkara-perkara haram, saat hari kiamat Allah akan memenuhi
matanya dengan api neraka.”
" النظرة سهم من سهام الإبليس "
“Pandangan
adalah salah satu panahnya para iblis.”
4.
Perut
Seorang yang beriman, ia tidak
akan sekali-kali memasukkan barang yang haram kedalam perutnya. Baik itu dengan
merampok atau pun mencuri.
5.
Tangannya
Saat iman seseorang sudah tertanam
kuat ia tidak akan berani menggerakkan tangannya pada perkara yang dilarang
oleh Allah dan Rasulullah. Tetapi, ia selalu meletakkannya terhadap perkara
yang diridhoi oleh Allah Swt. Diriwatkan dari Ka’ab bin Al-Ahbar, ia berkata,”
Seseungguhnya Allah menciptakan sebuah rumah terbuat dari mutiara berwarna
hijau di surga dan di dalam rumah tersebut ada seribu ruangan dan setiap
ruangan ada tujuh puluh ribu ruangan lagi, tempat itu tidak akan ditinggali
kecuali oleh orang yang disuguhi barang haram lantas ia meninggalkannya karena
takut kepada Allah Swt.
6.
Kakinya
Ia tidak pernah berani
melangkahkan kaki untuk bermaksiat kepada Allah Swt. Tetapi, ia berjalan untuk
melakukan sebuah ketaatan dan meraih ridha-Nya serta selalu mendekati para
ulama dan orang-orang yang sholih.
7.
Ketaatannya
8.
Ketika melakukan ibadah, perbuatan
baik ia selalu melakukannya hanya karena mengharap ridho Allah Swt
menghindarkan sifat riya’, yaitu ingin mendapatkan pujian dari kebaikan yang ia
lakukan. Barang siapa yang mampu melakukan ibadahnya dengan ikhlas serta menghiasinya dengan rasa takut, ia telah masuk dalam golongan hamba yang disebut di dalam
al-Qur’an
" إن المتقين في جنات وعيون "
Dari ayat ini, Allah seakan-akan
memberikan kita kabar gembira, berupa keselamatan saat berada di akhirat
kelak.Oleh karena itu hendaknya kita
bersegera melakukan banyak
perbuatan baik, bertaubat dari segala kesalahan
yang telah dilakukan serta selalu berada dalam rasa takut dan harap. Takut mati
dalam keadaan su’ul khotimah dan berharap agar mendapatkan rahmatnya Allah swt.
Suatu ketika nabi Daud a.s. sedang
duduk di tempat ia biasa beribadah sambil membaca kitab Zabur. Tiba-tiba ia
melihat seekor ulat berwarna merah di atas pasir. Lantas ia berkata dalam
dirinya, “Apa sebenarnya yang dilakukan ulat ini sampai Allah
menciptkaannya?” Kemudian Allah swt. mengizinkan ulat tersebut untuk
berbicara, ulat itu pun berkata, “Wahai nabi Allah, saat siang tiba Allah
memberiku ilham untuk selalu membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir
1000 kali setiap hari. Ketika
malam tiba Aku membaca sholawat kepada nabi Muhammad saw 1000 kali. Lalu
apa yang kamu ucapkan setiap harinya sehingga aku mampu mengambil pelajaran?”
Seketika nabi Dawud a.s. menyesal
telah merendahkan seekor ulat, kemudian beliau meminta ampun kepada Allah atas
perlakuannya tersebut. Berapa kalikah kita mengingat Allah dalam sehari
semalam? Sudahkah kita bersholawat? Kalau saja Rasulullah saw telah diampuni
dosanya namun beliau masih juga meminta ampun kepada Allah, bagaimana dengan
kita?
Maka, perbanyaklah menanam agar banyak pula memanen. Pastinya diiringi dengan
niat yang baik, ikhlas hanya berharap balasan dari Allah swt. Rasulullah bersabda, “Jika tubuh
seorang hamba bergetar karena rasa takut kepada Allah, dosanya akan berjatuhan
umpama daun pepohonan yang berguguran.”
===============
Penulis: @adoeel_19
Editor: @gilang_fazlur_rahman
Ilustrator: @najibalwijufri
Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial
Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut
Website | www.nafashadhramaut.id
Posting Komentar