Rabu, 08 Februari 2023

“Cara Menumbuhkan Rasa Takut kepada Allah swt.” Oleh: Abdul Aziz Abdullah (Mahasiswa Tingkat Tiga, Fakultas Syari’ah, Universitas Imam Syafi’i)

 


Takut merupakan perasaan yang tertanam dalam diri manusia. Rasa takut itu berbeda-beda. Hal ini perlu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama kepada keluarga, istri, anak dan saudara. Rasa takut inilah yang akan membimbing hamba untuk mengalahkan panggilan berbuat maksiat yang dilakukan oleh setan dan hawa nafsu. Ingatkah kita dengan proklamasi yang dilakukan oleh Iblis setelah berhasil mengeluarkan Nabi Adam dan Hawa ke dunia. Allah swt. berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 16-17:

 

"قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ، ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ"

Aritinya: (Iblis) menjawab, “Karena engkau telah menghukum aku tersesat, pasti akan akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dri depan, dari belakang, dari kanan, dari kiri mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (Q.S Al-A’raf 16-17)

 

Allah swt. berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 18:

"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ"

Aritinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Takutlah kepada Allah  dan lihatlah yang telah kamu lakukan dimasa lalu untuk menyambut hari esok” (Q.S al-Hasyr: 18)

 

Yakni, Tumbuhkanlah rasa takutmu kepada Allah swt. dengan memperbanyak amal kebaikan selama berada di dunia agar menuai hasil yang baik saat berada di akhirat. Jangan sampai kita menjadi orang yang disebutkan di dalam Al-Qur’an, “Wahai Tuhanku, seandainya Engkau memperlambat ajalku, Aku akan bersedekah dan Aku ingin menjadi orang yang sholih.” (Al-Munafiqun; 10)

 

Lalu, apa yang sudah kita persiapkan untuk hari kiamat nanti, suatu hari yang tidak bermanfaat lagi saat itu harta mau pun saudara. Setiap orang memikirkan nasibnya masing-masing.

Apa yang telah kau bawa? Apa yang akan aku andalkan saat berada di sana. Puasaku batal, sedekahku sedikit, solat sering ditinggalkan, jarang membantu keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar bahkan sering membuat resah masyarakat.

 

Saat itulah seluruh manusia berada di sebuah tempat, antara dirinya dengan matahari hanya beberapa jengkal, seluruh manusia kebingungan, hanya amal kebaikanlah yang akan melindungi dari panasnya terik matahari dan murkanya sang Ilahi, Allah. Pada saat itu pula seluruh makhluk ciptaan Allah swt. dari malaikat, langit, bumi bersaksi tentang apa yang telah dilakukan seorang hamba semasa hidupnya baik, buruk, ketaatan atau kemungkaran. Bahkan anggota tubuhnya ikut bersaksi terhadapnya di sana.

 

Saat itu pula bumi bersaksi terhadap orang yang beriman, “Ia melakukan solat, puasa, pergi haji dan berjihad, lantas ia senang dengan kesaksian itu.” Sedangkan orang kafir dan muslim yang selalu bermaksiat, “Ia menyekutukan-Mu, berzina, meminum arak, serta memakan makanan haram. Hakikat seorang muslim yang beriman ialah, selalu merasa takut kepada Allah dengan menjaga seluruh anggota tubuhnya.

 

Imam Al-Allaisi mengatakan, “Tanda seorang takut kepada Allah itu tampak pada tujuh perkara : Menjaga lidah, hati, mata, perut, tangan, kaki dan amal ibadah.”

1.     Menjaga lidahnya

Ia akan mencegahnya dari perkataan yang dusta, ghibah, adu domba dan terlalu banyak bicara. Ia lebih memilih untuk selalu sibuk berzikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an dan belajar ilmu pengetahuan.

 

2.     Menjaga Hati

Ia berusaha menghilangkan benih-benih permusuhan dan dengki terhadap saudara seiman. Karena dengki menghapuskan segala kebaikan, sebagaimana yang disabdakan oleh nabi Muhammad saw

" الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب"    

“Dengki itu menghanguskan kebaikan sebagaimana api menghanguskan kayu bakar.”

Dengki ini merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya karena ia mampu memecahbelahkan saudara kandung, kerabat dan tetangga.

 

3.     Penglihatannya

Tidak boleh bagi seorang muslim melihat pada perkara yang diharamkan oleh Allah swt. Tapi jadikanlah pandangan sebagai sarana untuk mengambil pelajaran. Rasulullah bersabda,

 "من ملأ عينيه من الحرام ملأ الله تعالي يوم القيمة عينيه من النار"

“Barang siapa yang melihat perkara-perkara haram, saat hari kiamat Allah akan memenuhi matanya dengan api neraka.”

" النظرة سهم من سهام الإبليس "

“Pandangan adalah salah satu panahnya para iblis.”

 

 

4.     Perut

Seorang yang beriman, ia tidak akan sekali-kali memasukkan barang yang haram kedalam perutnya. Baik itu dengan merampok atau pun mencuri.

 

 

5.     Tangannya

Saat iman seseorang sudah tertanam kuat ia tidak akan berani menggerakkan tangannya pada perkara yang dilarang oleh Allah dan Rasulullah. Tetapi, ia selalu meletakkannya terhadap perkara yang diridhoi oleh Allah Swt. Diriwatkan dari Ka’ab bin Al-Ahbar, ia berkata,” Seseungguhnya Allah menciptakan sebuah rumah terbuat dari mutiara berwarna hijau di surga dan di dalam rumah tersebut ada seribu ruangan dan setiap ruangan ada tujuh puluh ribu ruangan lagi, tempat itu tidak akan ditinggali kecuali oleh orang yang disuguhi barang haram lantas ia meninggalkannya karena takut kepada Allah Swt.

 

6.     Kakinya

Ia tidak pernah berani melangkahkan kaki untuk bermaksiat kepada Allah Swt. Tetapi, ia berjalan untuk melakukan sebuah ketaatan dan meraih ridha-Nya serta selalu mendekati para ulama dan orang-orang yang sholih.

 

 

7.     Ketaatannya

8.     Ketika melakukan ibadah, perbuatan baik ia selalu melakukannya hanya karena mengharap ridho Allah Swt menghindarkan sifat riya’, yaitu ingin mendapatkan pujian dari kebaikan yang ia lakukan. Barang siapa yang mampu melakukan ibadahnya dengan ikhlas serta menghiasinya dengan rasa takut, ia telah masuk dalam golongan hamba yang disebut di dalam al-Qur’an

" إن المتقين في جنات وعيون "

 

 

Dari ayat ini, Allah seakan-akan memberikan kita kabar gembira, berupa keselamatan saat berada di akhirat kelak.Oleh karena itu hendaknya kita bersegera melakukan banyak perbuatan baik, bertaubat dari segala kesalahan yang telah dilakukan serta selalu berada dalam rasa takut dan harap. Takut mati dalam keadaan su’ul khotimah dan berharap agar mendapatkan rahmatnya Allah swt.

 

Suatu ketika nabi Daud a.s. sedang duduk di tempat ia biasa beribadah sambil membaca kitab Zabur. Tiba-tiba ia melihat seekor ulat berwarna merah di atas pasir. Lantas ia berkata dalam dirinya,Apa sebenarnya yang dilakukan ulat ini sampai Allah menciptkaannya?Kemudian Allah swt. mengizinkan ulat tersebut untuk berbicara, ulat itu pun berkata, “Wahai nabi Allah, saat siang tiba Allah memberiku ilham untuk selalu membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir 1000 kali setiap hari. Ketika malam tiba Aku membaca sholawat kepada nabi Muhammad saw 1000 kali. Lalu apa yang kamu ucapkan setiap harinya sehingga aku mampu mengambil pelajaran?”

 

 

Seketika nabi Dawud a.s. menyesal telah merendahkan seekor ulat, kemudian beliau meminta ampun kepada Allah atas perlakuannya tersebut. Berapa kalikah kita mengingat Allah dalam sehari semalam? Sudahkah kita bersholawat? Kalau saja Rasulullah saw telah diampuni dosanya namun beliau masih juga meminta ampun kepada Allah, bagaimana dengan kita?

 

Maka, perbanyaklah menanam agar banyak pula memanen. Pastinya diiringi dengan niat yang baik, ikhlas hanya berharap balasan dari Allah swt. Rasulullah bersabda, “Jika tubuh seorang hamba bergetar karena rasa takut kepada Allah, dosanya akan berjatuhan umpama daun pepohonan yang berguguran.

 

 

===============

Penulis: @adoeel_19

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Ilustrator: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut

Website | www.nafashadhramaut.id

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search