Tak ada
keraguan sedikit pun di hati seorang muslim bahwasanya Rasulullah shollalhu
‘alaihi wassalam adalah manusia paling sempurna yang Allah pilih. Kesempurnaan
Baginda Nabi Muhammad saw. tak dapat digambarkan oleh
apapun. Tak dapat terucap dari lisan siapapun. Hal ini dapat terlihat dari
gambaran hidup beliau yang dituliskan dalam kitab para ahli sejarah.
Sebagai contoh
kesempurnaan cinta beliau, suatu ketika seorang sahabat yang membuatkan mimbar
baru agar Baginda Nabi Muhammad shollalhu ‘alaihi wassalam dapat merasa nyaman
saat berkhutbah. Hal ini disebabkan karena seorang sahabat tadi melihat Nabi
Muhammad merasa kesulitan untuk berdiri khutbah, atau sedikit ada rasa ketidak
nyamanan saat khutbah. Karena sebelumnya, Rasulullah khutbah tanpa menggunakan apapun, beliau hanya berdiri tanpa duduk untuk
menghadap para hadirin agar mereka mendengarkan nasihat serta nasehat dari
beliau. Kemudian dibuatkanlah untuk sebuah tempat untuk bersandar yang terbuat
dari pelepah kurma. Inisiatif dari seorang sahabat tadi, bermula dari sini.
Karena beliau terlihat tidak nyaman, maka dibuatkanlah mimbar baru untuk
berkhutbah. Beliau pun merasa nyaman dengan mimbar baru ini.
Setelah beliau
dibuatkan mimbar baru dan berkhutbah diatasnya serta meninggalkan pelepah kurma
yang dahulu beliau bersandar, tak disangka-sangka ada suara tangisan dan
erangan dari dalam masjid. Suara itupun terdengar oleh semua orang yang berada
di masjid. Dengan terheran-heran mereka melihat satu sama lain untuk mencari
tahu dari arah manakah dan siapakah yang menangis tersebut. Ternyata suara itu
berasal dari rasa kerinduan si pelepah kurma kepada Nabi Muhammad saw.Kerinduan agar dirinya disandari oleh sebaik-baiknya ciptaan
Allah, disandari oleh orang yang paling mulia secara mutlak, disandari oleh
manusia yang wajahnya terang benderang melebihi cahaya rembulan.
Kemudian
Baginda Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wassalam dengan segala kerendahan
hatinya dan cintaanya kepada seluruh makhluk, turun dari mimbar saat
pertengahan khutbah untuk mendatangi pelepah kurma tadi. Padalah beliau memiliki
predikat sebagai manusia yang paling sempurna, orang yang pernah bertemu
langsung dengan Allah ‘Azza wa Jalla dan mendapat perintah langsung untuk
menegakkan sholat, makhluq yang paling mulia secara mutlak, akan tetapi semua
itu tak dapat menutupi ketawadhuan beliau untuk turun dari mimbar ketika
berkhutbah yang tak lain hanya untuk memeluk sebuah pelepah kurma. Setelah
mendapat pelukan hangat dari beliau, perlahan tangisan pelepah kurma tersebut
pun mereda dan mendiam layaknya seorang anak kecil yang menangis kemudian
dipeluk hangat oleh ibunya. Tak hanya sampai disitu, beliau shollallahu ‘alaihi
wassalam juga menawarkan apakah ia ingin agar di hidupkan kembali sebagai pohon
kurma yang akan terus hidup sampai hari kiamat, ataukah ia ingin di hidupkan di
surga. Pada akhirnya ia pun memilih untuk di hidupkan di surga agar bisa
selama-lamanya bersama Nabi Muhammad shollalhu ‘alaihi wassalam.
Dari kisah
diatas muncul lah pertanyaan, sebesar apakah cinta kita kepada Nabi Muhammad
shollallahu alaihi wassalam? Atau pernah kan kita bersendiri diri untuk
memikirkan cinta beliau kepada kita sebagai umatnya? Ataukah hati ini sudah
terpenuhi oleh cinta kepada dunia yang fana ini sampai kita tak sempat
meluangkan waktu untuk bersholawat kepadanya?
Al-Habib Umar bin Hafidz berkata: “Kalaulah untuk sepotong pelapah
kurma yang memiliki rasa cinta yang dalam kepada Nabi Muhammad sholllallhu
alaihi wassalam saja beliau rela turun dari mimbar di pertengahan khutbah untuk
memeluknya, maka pelukan beliau kepada salah seorang dari umatnya yang
benar-benar cinta kepada beliau adalah lebih utama dan lebih pasti beliau
berikan.”
Semoga Allah
ta’aala berikan kita cinta yang haqiqi kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi
wassalam agar kita dikumpulkan di surga Firdaus bersamanya. Aamiin.
===============
Penulis: @ananda_0297
Editor:
@gilang_fazlur_rahman
Layouter: @najibalwijufri
Terus dukung
dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW •
TG | Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id
Posting Komentar