Rabu, 08 Februari 2023

“Risalah Cinta Pelepah Kurma” Oleh: Ananda Naufal Azmi R (Mahasiswa Tingkat Tiga, Fakultas Ushuluddin, Universitas Imam Syafi’i)

 


Tak ada keraguan sedikit pun di hati seorang muslim bahwasanya Rasulullah shollalhu ‘alaihi wassalam adalah manusia paling sempurna yang Allah pilih. Kesempurnaan Baginda Nabi Muhammad saw. tak dapat digambarkan oleh apapun. Tak dapat terucap dari lisan siapapun. Hal ini dapat terlihat dari gambaran hidup beliau yang dituliskan dalam kitab para ahli sejarah.

 

Sebagai contoh kesempurnaan cinta beliau, suatu ketika seorang sahabat yang membuatkan mimbar baru agar Baginda Nabi Muhammad shollalhu ‘alaihi wassalam dapat merasa nyaman saat berkhutbah. Hal ini disebabkan karena seorang sahabat tadi melihat Nabi Muhammad merasa kesulitan untuk berdiri khutbah, atau sedikit ada rasa ketidak nyamanan saat khutbah. Karena sebelumnya, Rasulullah khutbah tanpa menggunakan apapun, beliau hanya berdiri tanpa duduk untuk menghadap para hadirin agar mereka mendengarkan nasihat serta nasehat dari beliau. Kemudian dibuatkanlah untuk sebuah tempat untuk bersandar yang terbuat dari pelepah kurma. Inisiatif dari seorang sahabat tadi, bermula dari sini. Karena beliau terlihat tidak nyaman, maka dibuatkanlah mimbar baru untuk berkhutbah. Beliau pun merasa nyaman dengan mimbar baru ini.

 

Setelah beliau dibuatkan mimbar baru dan berkhutbah diatasnya serta meninggalkan pelepah kurma yang dahulu beliau bersandar, tak disangka-sangka ada suara tangisan dan erangan dari dalam masjid. Suara itupun terdengar oleh semua orang yang berada di masjid. Dengan terheran-heran mereka melihat satu sama lain untuk mencari tahu dari arah manakah dan siapakah yang menangis tersebut. Ternyata suara itu berasal dari rasa kerinduan si pelepah kurma kepada Nabi Muhammad saw.Kerinduan agar dirinya disandari oleh sebaik-baiknya ciptaan Allah, disandari oleh orang yang paling mulia secara mutlak, disandari oleh manusia yang wajahnya terang benderang melebihi cahaya rembulan.

 

Kemudian Baginda Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wassalam dengan segala kerendahan hatinya dan cintaanya kepada seluruh makhluk, turun dari mimbar saat pertengahan khutbah untuk mendatangi pelepah kurma tadi. Padalah beliau memiliki predikat sebagai manusia yang paling sempurna, orang yang pernah bertemu langsung dengan Allah ‘Azza wa Jalla dan mendapat perintah langsung untuk menegakkan sholat, makhluq yang paling mulia secara mutlak, akan tetapi semua itu tak dapat menutupi ketawadhuan beliau untuk turun dari mimbar ketika berkhutbah yang tak lain hanya untuk memeluk sebuah pelepah kurma. Setelah mendapat pelukan hangat dari beliau, perlahan tangisan pelepah kurma tersebut pun mereda dan mendiam layaknya seorang anak kecil yang menangis kemudian dipeluk hangat oleh ibunya. Tak hanya sampai disitu, beliau shollallahu ‘alaihi wassalam juga menawarkan apakah ia ingin agar di hidupkan kembali sebagai pohon kurma yang akan terus hidup sampai hari kiamat, ataukah ia ingin di hidupkan di surga. Pada akhirnya ia pun memilih untuk di hidupkan di surga agar bisa selama-lamanya bersama Nabi Muhammad shollalhu ‘alaihi wassalam.

 

Dari kisah diatas muncul lah pertanyaan, sebesar apakah cinta kita kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi wassalam? Atau pernah kan kita bersendiri diri untuk memikirkan cinta beliau kepada kita sebagai umatnya? Ataukah hati ini sudah terpenuhi oleh cinta kepada dunia yang fana ini sampai kita tak sempat meluangkan waktu untuk bersholawat kepadanya?  Al-Habib Umar bin Hafidz berkata: “Kalaulah untuk sepotong pelapah kurma yang memiliki rasa cinta yang dalam kepada Nabi Muhammad sholllallhu alaihi wassalam saja beliau rela turun dari mimbar di pertengahan khutbah untuk memeluknya, maka pelukan beliau kepada salah seorang dari umatnya yang benar-benar cinta kepada beliau adalah lebih utama dan lebih pasti beliau berikan.”

 

Semoga Allah ta’aala berikan kita cinta yang haqiqi kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi wassalam agar kita dikumpulkan di surga Firdaus bersamanya. Aamiin.

===============

Penulis: @ananda_0297

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search