Manusia adalah
tempat khilaf dan salah. Tidak ada manusia yang sempurna selain baginda Nabi Muhammad saw. Dalam hal semacam ini tentu kita
sangat membutuhkan yang namanya nasihat untuk kembali meluruskan apa yang telah
bengkok dalam hidup kita ini.
Menerima
nasihat itu penting tapi terkadang berbagai macam pula cara orang
menyampaikannya. Ada yang cara penyampaiannya kasar dan ada juga yang cara
penyampaiannya halus. Walaupun demikian kita tetap harus menerima nasihat
apapun bentuknya, bagaimanapun cara orang menyampaikannya dan seberapapun
menyakitkan isi pesan yang disampaikan orang tersebut jika itu baik untuk kehidupan
dunia dan akhirat kita. Karena di dalam pesan yang menyakitkan bukan kata-kata
tajamnya yang diambil melainkan poin penting dan hikmah yang terselip diantara
rentetan kalimat-kalimat itu. Dan sisanya? Say good bye sajalah, tidak
usah diambil pusing dan dimasukkan ke dalam hati.
Seperti
marahnya seorang guru kepada muridnya misalkan. Secara lahiriah mungkin yang kita
lihat beliau seperti ingin menyudutkan muridnya akan tetapi dibalik kata-kata
sang guru yang ia inginkan dari muridnya adalah supaya ia tidak mengulangi
kesalahannya dan menjadi lebih baik lagi ke depannya. Marahnya seorang guru
yang ikhlas akan selalu mendatangkan keberkahan. Selagi ada keberkahan di
dalamnya maka terimalah.
Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an
surat Al-‘Asr ayat:
ﭧﭐﭨ ﭐﱡﭐﱁ ﱂ ﱃ ﱄ ﱅ ﱆ ﱇ ﱈ ﱉ ﱊ ﱋ ﱌ ﱍ ﱎ ﱏ ﱐ ﱑ
ﱠ العصر: ١ - ٣
“Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman dan beralamal shaleh, saling menasihati dalam
kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” [Qs. Al-‘Ashr ayat 1-3]
Jika nasihat
yang disampaikan dalam bentuk kasar saja mesti diterima, apalagi nasihat yang
disampaikan secara halus, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolaknya. Tapi
adakalanya kita harus menolak dan mengabaikan nasihat dari seseorang, yaitu
ketika orang tersebut mengarahkan kita kepada jalan yang melanggar syari’at
islam. Dan Allah swt. mengingatkan kita mengenai hal tersebut dengan
firman-Nya
"ﲼ ﲽ ﲾ ﲿﳀ ﳁ
ﳂ ﳃ ﳄ ﳅﳆ ﳇ
ﳈﳉ ﳊ ﳋ ﳌ ﳍ"
“Saling tolong menolonglah kalian dalam
kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah kalian saling tolong menolong dalam perbuatan
dosa dan permusuhan. Dan takutlah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Keras
siksaanNya.” [Qs. Al-Maidah
ayat 2].
Orang yang faham
akan menerima nasihat dengan sebaik-baiknya, ia akan berterima kasih kepada
orang yang menasihatinya, karena nasihat adalah salah satu diantara
jalan-jalan hidayah yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Di antara seluruh manusia yang ada di
muka bumi ini tidak semua orang yang Allah tawarkan jalan untuk mendapatkan
hidayah.
Diantara orang
yang ditawarkan jalan menuju hidayah tidak semua orang menerima. Dan diantara orang-orang yang menerima jalan tersebut
tidak semua memanfaatkannya dengan baik sedangkan jalan ini belum tentu akan datang di kesempatan
berikutnya. Maka dari itu terimalah dan gunakanlah jalan hidayah yang diberikan
Allah ini dengan sebaik-baiknnya supaya kita tidak menyesal di kemudian hari.
Jika seorang
dengan ringan hati menerima nasihat dari orang lain, maka ia akan mendapati
banyak rambu-rambu yang akan menjaganya dari jalan menuju murka Allah dan
mengarahkannya menuju jalan yang dirihai-Nya.
Al-Habib Taufiq
bin Abdul Qodir Assegaf berkata; “Jika kita tersindir akan nasihat, maka itulah
sebenar-benarnya nasihat. Karena bagian yang
teluka akan terasa perih, jika sedang diobati.”
Semoga Allah
senantiasa mencurahkan rahmat, karunia, serta ampunanNya kepada kita dan menjadikan kita diantara
orang-orang yang mudah menerima nasihat dan berhati lembut.
===============
Penulis: @uweis_29
Editor: @gilang_fazlur_rahman
Layouter: @najibalwijufri
Terus dukung dan ikuti perkembangan
kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut • Website |
www.nafashadhramaut.id
Posting Komentar