Mukalla (19/02), Nafas Hadhramaut – Isra’ Mi’raj
adalah suatu peristiwa besar dalam sejarah Islam. Kejadian ini tidak bisa dijangkau oleh akal. perjalanan sedemikian
jauh namun ditempuh dengan waktu yang sangat singkat. Akal tidak menerima.
Namun dengan izin Allah swt. tidak ada
yang tidak bisa.
Pristiwa Isra’ dan Mi’raj juga sebuah
hadiah yang Allah berikan kepada kekasihnya, Rasulullah saw. Setelah beliau
mendapatkan banyak cobaan dan ancaman serta wafatnya kekasih beliau,
Sayyidatuna Khodijah dan pamannya Sayyiduna Abi Thalib. Ketika itu pula Rasulullah saw. mendapatkan kemuliaan yang belum pernah diterima oleh para Nabi sebelumnya, bahkan kejadian ini diabadikan di dalam
Al-Qur’an.
Tepatnya pada hari Jum’at malam 26 Rajab 1444 H, Universitas
Imam Syafi’i mengadakan seminar tentang problematika yang terjadi saat pristiwa
Isra dan Mi’raj. Hal ini disampaikan oleh empat
mahasiswa Universitas Imam Syafi’i dan satu perwakilan dari mahasiswa Universitas Wasathiyah, yang
didirikan oleh Al-Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Masyhur r.a.
Acara diadakan di masjid Jami’ Universitas Imam Syafi’i selepas solat maghrib. Para masyarakat sekitar pun ikut memeriahkan. Beberapa Masayikh Universitas
Wasathiyah dan para mahasiswanya juga ikut hadir. Begitu pula Masayikh setempat seperti,
Syeikh Muhammad Hasan Al-Aulaqi,
Syekh Taufiq, Dr. Amin Basulaiman dan lainnya.
Agenda sehabis solat maghrib adalah seminar tentang Isra’ Mi’raj.
Saat itu para narasumber menyampaikan permasalahan yang selalu dipermasalahkan
oleh beberapa sekte.
Tema dan para pembicaranya:
1.
“Isra
dan Mi’raj dalam pandangan akal” di sampaikan oleh Said Ba’abad dan Ahmad Muafa mahasiswa
Universitas Imam Syafi’i.
2.
“Melihat
Allah” disampaikan oleh Fuadi Ali Ibrohim Al-Hallaq Az-Zabidi mahasiswa Universitas Wasathiyah.
3.
“Syubhat”
disampaikan oleh Muhammad Farhan dan Muhammad Baihaqi Masykur mahasiswa
Universitas Imam Syafi’i.
Sayyidi Syeikh adalah sosok yang sangat kritis
dalam memahami kata-kata para pembicara. Beliau juga sangat suka beradu
argumentasi. Bukan hanya permasalahan yang disampaikan. Bahkan kalimat yang
terucap beliau meminta penjelasannya. Sayyidi Syeikh saat itu
berkata, “Setiap kata yang kamu ucapkan harus bersanad dan bisa dipertanggung
jawabkan.”
Saat para pembicara usai Sayyidi Syeikh
membuka kesempatan untuk hadirin jika ingin bertanya kepada setiap pembicara. Penanya
pertama adalah seorang dosen Universitas Imam Syafi’i.
Setelah itu Sayyidi Syeikh juga memberi pertanyaan pada narasumber
setelah menggaris bawahi beberapa ucapan mereka. Pertanyaan demi pertanyaan pun
dijawab. Kemudian Sayyidi Syeikh memberi kesimpulannya.
Lantas seluruhnya menunaikan sholat Isya
kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Barzanji tentang Isra’ dan
Mi’raj karya Imam Al-Muhaddis Al-Barzanji hingga jam 22;00. Acara pun ditutup
dengan doa oleh Al-Habib Munshib Ali bin Abdillah Al-Hamid. [AAA]
Penulis: @adoeel_19
Editor:
@gilang_fazlur_rahman
Layouter:
@najibalwijufri
Terus dukung
dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW •
TG | Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar