Oleh : Ibn_Asnawi
Mahasiswa tingkat 4 Fak. Ushuluddin –
Universitas Imam Syafi’i, Mukalla, Hadhramaut, Yaman.
Nafashadhramaut.id | Ada seorang Anak yang setiap hari rajin
sholat ke masjid. Suatu hari ia berkata kepada Ayahnya, " Yah, mulai hari
ini saya tidak mau ke masjid lagi."
"Lho, kenapa?" sahut sang Ayah.
"Karena di masjid saya menemukan
orang-orang yang kelihatannya agamis, tapi sebenarnya tidak. Ada yang sibuk
dengan gadgetnya, sementara yang lain membicarakan keburukan orang lain."
Sang Ayah pun berpikir sejenak dan
berkata, "Baiklah kalau begitu. Tapi ada satu syarat yang harus kamu
lakukan. Setelah itu, terserah kamu."
"Apa itu?"
"Ambillah air satu gelas penuh,
lalu bawa keliling masjid. Ingat! Jangan sampai ada air yang tumpah."
Si Anak pun membawa segelas air
berkeliling masjid dengan hati-hati, hingga tak ada setetes air pun yang jatuh.
Sesampai di rumah, sang Ayah bertanya,
"Bagaimana, sudah kamu bawa air itu keliling masjid?"
"Sudah."
"Apakah ada yang tumpah?"
"Tidak."
"Apakah di masjid tadi ada orang
yang sibuk dengan gadgetnya?"
"Wah, saya tidak tahu, Yah. Karena
pandangan saya hanya tertuju pada gelas ini," jawab si Anak.
"Apakah di masjid tadi ada
orang-orang yang membicarakan kejelekan orang lain?" tanya sang Ayah lagi.
"Wah, saya tidak dengar, karena
saya hanya konsentrasi menjaga air dalam gelas."
Sang Ayah pun tersenyum lalu berkata, "Begitulah
hidup, Anakku. Jika kamu fokus pada tujuan hidupmu, kamu tidak akan punya waktu
untuk menilai kejelekan orang lain. Jangan sampai kesibukanmu menilai kualitas
orang lain membuatmu lupa akan kualitas dirimu sendiri."
Marilah kita fokus pada diri sendiri
dalam beribadah, bekerja dan untuk terus menerus berbenah menjadi karakter
penuh nilai positif. Dimulai dari khuwisho nafsina (diri kita sendiri) dari
skala kecil diri kita dan sekitar kita, hingga sekala besar setingkat bangsa
dan manusia secara umumnya.
Semoga bermanfaat!
Posting Komentar