(Rektor Universitas Imam Syafi'i, Pengarang Kitab Al-I'tizāz wa at-Tasyarruf bil Intisāb Li Ahlit-Tashawwuf, Sayyidi Syekh Muhammad bin Ali Ba'athiyyah berkunjung ke Pondok Pesantren Sidogiri)
Nafashadhramaut.id | Kamis (24/4) Al-'Allāmah Al-Murabbi Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali bin Muhammad Ba'athiyah ulama kesohor asal Dau'an, Yaman, berkunjung ke Pondok Pesantren Sidogiri yang merupakan salah satu pondok tertua dan terbesar di Indonesia. Pengurus Pondok Pesantren Sidogiri sudah jauh-jauh hari menyiapkan dan menyambut kedatangan beliau ke pesantren salaf ini. Beliau tiba jam 09:00 malam dengan disambut hangat oleh jajaran pengurus PPS. Kerumunan ribuan santri terbelah ruah penuh takzim kala mobil beliau lewat menuju ke arah masjid yang menjadi tempat acara 'Daurah Ilmiah' yang sudah disediakan oleh pengurus. Acara yang dibingkai dengan Daurah Ilmiah ini bertempat di Masjid Jami' Pondok Pesantren Sidogiri.
Acara ini hanya terbatas diikuti oleh semua keluarga muda
masyayikh, murid MMU Aliyah, dan jajaran guru Pondok Pesantren Sidogiri.
Ust. Nidzhamuddin bertindak sebagai MC menyampaikan kebahagiaan, kerinduan, dan kegembiraan atas kunjungan Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyah ke pesantren ini.
MC memulai acara dengan sedikit memperkenalkan kilas balik profil Pondok Pesantren Sidogiri. Pondok Pesantren Sidogiri didirikan pada tahun 1745 M (ada yang berpendapat didirikan pada tahun 1718 M) oleh Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Ba Syaiban.
Dalam kesempatan kali ini, Sayyidi Syekh Muhammad bin Ali Ba'athiyah, memulai kalam mutiara beliau dengan menyampaikan bahwa hal yang membuat manusia menjadi mulia melebihi para malaikat ialah ilmu. Lalu beliau menekankan kepada ribuan santri yang hadir khidmat pada acara itu dengan dawuh beliau:
"الْعِلْمُ الَّذِيْ يَشْرَفُ بِهِ الْإِنْسَانُ هُوَ الْمَقْرُوْنُ بِالْعَمَلِ وَالْأَدَبِ
"Ilmu yang menjadikan seorang manusia menjadi mulia ialah ilmu yang dibarengi dengan amal dan adab."
Para santri yang hadir pun semakin antusias dengan apa yang beliau sampaikan. Beliau memberikan arahan-arahan kepada audiens yang ada untuk selalu mengedepankan adab baik kepada para guru atau sesama murid itu sendiri. Beliau memberikan wasiat ulama-ulama terdahulu kepada audiens yang ada bahwa ilmu mengajak untuk diamalkan. Jika dituruti, maka ia tambah. Jika tidak, maka ia akan pergi.
Selanjutnya beliau memberikan analogi indah akan pentingnya ilmu yang dibarengi dengan amal dan adab dengan kalam mutiara beliau:
"لِيَكُنْ عِلْمُكَ مِلْحًا وَأَدَبَكَ دَقِيْقًا"
"Jadikanlah ilmumu ibarat garam dan adabmu ibarat tepung."
Acara Daurah Ilmiah yang juga dibingkai dengan pembacaan sekaligus ijazah kitab karya beliau Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyyah, yaitu kitab Al-I'tizāz wa at-Tasyarruf bil Intisāb Li Ahlit-Tashawwuf. Dalam pembacaan kitab ini beliau menceritakan latarbelakang beliau mengarang kitab hebat ini, beliau berkata:
"Hal yang paling menjadi perhatian ialah minimnya pengetahuan umat Islam terhadap sejarah keilmuan Islam. Umat Islam penting mengetahui sejarah bahwa para ulama-ulama tashawuf (sufi) ialah benteng pertahanan dan perlawanan kuat dari penjajahan serta ekspansi orang-orang kafir dari zaman para sahabat hingga sekarang. Terbukti Kalian tahu sendiri bahwa benteng pertahanan dan pergerakan kemerdekaan negara kalian ialah berkat gerakan ulama-ulama tashawuf. Hal inilah yang melatarbelakangi kegelisahan di benak Saya, hingga ditulislah kitab yang bertajuk "Al-I’tizaz wat-Tasyarruf bil-Intisab li Ahlit-Tashawwuf".
Para audiens juga terkesan akan ketawadhuan dan kecintaan beliau kepada para Ahlul Bait. Terbukti beliau senyum sumringah kala ada salah satu Habib yang membacakan kalam natsr di depan beliau.
Salah satu audiens yang kebetulan mendapatkan kesempatan untuk membaca kitab beliau mengatakan bahwa sungguh anugerah terbesar yang dia dapatkan dengan bertemu seorang ulama yang sangat alim, tawadhu, dan cinta besar kepada Ahlul Bait.
Acara ini ditutup dengan doa ijazah umum kitab² karya beliau. Usai doa, Rektor Univ Imam Syafi'i, Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyyah membuka pintu bagi siapapun santri Pondok Pesantren Sidogiri yang hendak mau melanjutkan studi ilmunya ke Universitas Imam Syafi'i, Mukalla, Yaman yang beliau asuh. [MBM]
*Ikuti info terbaru mengenai dakwah
Sayyidi Syeikh di Indonesia pada media berikut ini:*
@rawi.indonesia
@nafas_hadhramaut
@uis_ye
www.nafashadhramaut.id
Posting Komentar