Senin, 28 November 2022

Sayyidi Syeikh menghadiri Hadhroh Basaudan bersama Habib Taufiq As-Seggaf di Makam Habib Alwi bin Seggaf

Nafashadhramaut.id | Pasuruan (22/11), Hari pertama kunjungan Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyah Rektor Univ. Imam Syafi'i ke Pasuruan diawali dengan mengunjungi rumah Habib Abu Bakar bin Muhammad As-Seggaf pada siang hari. Kehadiran beliau disambut langsung oleh anak Habib Abu Bakar dan anak Habib Taufiq bin Abdul Qadir As-Seggaf. Pertemuan singkat ini telah mengbuahkan berkah bagi para penuntut ilmu karena Sayyidi Syekh membacakan sebagian kecil dari isi karangannya ‘Ghoits Sahabah Al-Mathirah’ sebuah syarah dari syair-syair yang di gubah oleh Mufakkir Islam Habib Abu Bakar Adni bin Ali Masyhur Rahimahullah.

Setelah sholat ashar beliau langsung hadir ke sebuah hadrah mingguan di makam Habib Alwi As-Seggaf yang di pimpin langsung oleh Habib Taufiq bin Abdul Qadir As-Segaff ketua Rabitah Alawi Indonesia.

Perlu diketahui bahwa Habib Alwi bin Seggaf adalah seorang alim ulama Hadramaut yang lahir di Sewun pada 13 ramadhan 1267H pertama kali belajar kepada ayahandanya kemudian berpindah kepada Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi pemilik maulid ‘Simtu Ad-Dhuror.’ Pada tahun 1306H beliau pergi ke bumi nusantara, Gresik, Jawa Timur. Tepatnya dikediaman Al-Qutbh Habib Abu Bakar As-Seggaf. Beliau pun berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat laij untuk menyebarkan ilmu yang telah Allah titipkan kepadanya.

Di Surabaya beliau bertemu dengan Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhor di sana beliau bekerjasama membangun sebuah wadah tempat belajar yang diberi nama, ‘Al-Khairiyah.’ Dari madrasah inilah banyak para penuntut ilmu dan keluar darinya para ulama. Kemudian beliau pun memutuskan untuk bertempat tinggal di Pasuruan hingga beliau wafat.

Hadroh dimulai seusai sholat ashar sebagaimana yang banyak dilakukan oleh seluruh masyarakat dari penjuru dunia. Suara masyarakat yang hadir terdengar riuh, saling memanggil, menderu mengharap cucuran keberkahan. Semua terlihat sangat antusias.

Perlu diketahui, Hadrah basaudan adalah sebuah syair-syair gubahan dan pilihan Syekh Abdullah Basaudan yang berasal dari Dau’an, Hadramaut, Yaman. Kealimannya tidak diragukan lagi, beliau adalah rujukan para masyarakat bahkan ulama pada zamannya. Beliau juga dimasukkan dalam tujuh orang grand atau legend ‘fuqaha as-Sab’ah’ tujuh ulama yang memiliki ilmu luas di Hadhramaut.

Sayyidi Syekh hadir ke acara ini tepatnya di penghujung hadroh. Kehadirannya membuat masyarakat takjub akan wibawa dan cahaya yang beliau bawa. Para masyarakat perlahan membuka jalan hingga beliau masuk ke kubah dan beliau bersalaman langsung dengan Habib Taufiq bin Abdul Qadir As-Seggaf.

Hadroh usai, selanjutnya pembacaan doa. Kemudian Sayyidi Syekh dipersilahkan untuk menyampaikan beberapa kata sambil menunggu datangnya waktu maghrib. Tausyiah beliau diterjemahkan langsung oleh Habib Taufiq As-Seggaf.

Dipembukaan beliau menyampaikan “bahwa kita perlu bersyukur karena bisa hadir ke tempat seperti ini yang Allah turunkan di dalamnya makanan buat ruh, majlis ini adalah tempat hadirnya malaikat, saat malaikat hadir dia akan mengajak malaikat lain untuk hadir, sehingga yang datang ke majlis seperti ini disebut ‘julasa al-Malaikah’ orang-orang yang duduk bersama malaikat.”


Oleh karena itu orang yang hadir di acara ini disebut dengan kata ‘RIJAL HADHROH’ dalam artian seseorang hadir kemajlis ini beserta jasad, ruh dan hatinya. Karena makhluk terdiri dari tiga unsur: Pertama, jasad bagian luar. Kedua, batin para ulama menyebutnya dengan alam yang ‘mitsali', dan ketiga adalah ruh. Ruh diciptakan sebelum tubuh ini ada kemudian ruh ini dimasukkan ke dalam tubuh. Maka dari itu seseorang perlu menghadirkan semua unsur-unsur ini.”

Hal ini serupa dengan pondasi agama kita, Rukun islam yang mengurus masalah ‘zhahir’. Kedua, iman berhubungan dengan ‘batin’ sedangkan ihsan mengurusi masalah ruh. Oleh karena itu jasad butuh dengan makanan, batin dan ruh juga membutuhkan makanan dan makanannya adalah dengan menghadiri majlis-majlis zikir, hadhrah dan lainnya ubah seperti filter yang akan menyaring, melunturkan dan membersihkan dosa-dosa anda berkat ulama, doa yang ada di dalamnya sehingga kita bisa merasa menjadi lebih baik lagi.”

Hadroh seperti ini pun diadakan dalam kurun waktu mingguan atau bulanan. Sehingga siapa pun yang ikut hadir majlis, setelah acara dirinya akan terasa lebih lega, enak karena kebutuhan batin telah terpenuhi.”

Maka orang yang hadir ke tempat seperti ini perlu meningkatkan kualitas niatnya. Karena setiap orang yang hadir memiliki tujuan dan keinginan masing-masing. Ada orang yang hadir dengan hati yang bersih, ada pula yang menggantungkan niatnya pada para ulama, ada juga yang datang karena sudah menjadi kebiasannya untuk hadir, adapula yang hadir karena diajak oleh orang lain. Tapi ketahuilah, bahwa Allah Swt tidak memperlakukan mereka dengan niat individunya tetapi Allah menggabungkan niat mereka yang kurang kepada orang yang niatnya lebih besar dan sempurna. Sehingga orang yang lalai dimasukkan kepada orang yang sempurna. Lantas akan dikatakan kepada mereka yang hadir di majlis seperti ini, “bubarlah kalian dalam keadaan sudah terampuni!”

Lantas ada malaikat yang bertanya, “Sesungguhnya di majlis itu ada fulan yang hadir hanya karena tujuan lain.”

Pertanyaannya pun dijawab, “Ketahuilah bahwa tidak akan ada yang celaka jika seseorang ikut hadir dalam perkumpulan seperti ini.”

Di akhir tausiyah beliau menuturkan bahwa “majlis ini memiliki banyak kelebihan yang paling utama adalah kita masih bisa duduk bersama keturunan Rasulullah saw. Hal ini hanya diberikan kepada umat ini, sebelumnya tidak ada umat yamg menerima kemulian seperti ini. Kecuali kita umatnya, yang masih diberikan kesempatan untuk melihat dan menyaksikan keturunan Rasulullah.

Keturuannya pun sudah mendapat kemuliaan, dimulai sejak pernikahan Sayyiduna Ali dan Sayyidatuna Fatimah, saat akad usai Rasulullah katakan pada keduanya, “jangan melakukan apa-apa dulu sebelum aku datang.”

Lantas saat Rasulullah datang beliau bertanya, “Apakah kalian melakukan sesuatu?”

Tidak Wahai Rasulullah.”

Rasulullah pun mengambil air kemudian memasukkannya ke dalam mulut.  Beliau pun berkumur lantas air itu beliau percikan di dalam kerah bagian kepala depan Sayyidatuna Fatimah dan juga memercikkan ke Sayyiduna Ali di bagian bawah pusar. Kemudian beliau berdoa,

"اللهم أخرج منهما الكثير الطيب"

Yang Allah, keluarkanlah dari keduanya keturunan yang banyak dan baik (shaleh).”

 

Beliau juga bersabda:

"ألا من أحبهم فبحبى أحبهم ومن أبغضهم فببغضى أبغضهم"

Ketahuilah, barang siapa yang mencintai keturunanku, maka dengan rasa cinta ini kucintai pula mereka. Dan baramg siapa yang membenci keturunanku aku pun akan membencinya.”

Tausyiah pun beliau akhiri dengan doa supaya kita bisa berkumpul dengan Rasulullah dan keturunannya terkhusus Sayyidatuna Fatimah. di dalam doanya beliau menyinggung sebuah hadis bahwa, “Fatimah adalah orang pertama yang memasuki surga dan diikuti oleh anak-anaknya di belakangnya.”

Perhatikan kalimat ini, “di belakangnya.”

Dan dibagian depannya adalah orang-orang yang cinta Sayyidatuna Fatimah dan para pecinta keturunnanya.

Sebelum hadhroh bubar Habib Taufiq pun menambah doa kemudian ditutup oleh Sayyidi Syekh dengan ucapa, ‘Wa Ila Hadrotinnabi.’ (AAB)


 Ikuti info terbaru mengenai dakwah Sayyidi Syeikh di Indonesia pada media berikut ini:

@rawi.indonesia

@nafas_hadhramaut

@uis_ye

www.nafashadhramaut.id


Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search