Nafashadhramaut.id | Lombok Timur (12/11), Pada hari Sabtu yang merupakan hari ketiga dari rangkaian Safari Dakwahnya di regional Lombok Timur, Sayyidi Syekh Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyah mengunjungi salah satu pondok terbesar yang berada di kawasan Lombok, yaitu Ma'had Darul Quran wal Hadits (MDQH) yang beralamatkan di Jl. Cut Nyak Dien, Pancor, Lombok Timur, NTB. Pondok tua yang didirikan oleh TG. Zainuddin Abdul Majid (Ulama tersohor dari Lombok yang merupakan jebolan Madrasah Shaulatiyah di Mekkah).
Riuh kebahagian ribuan santri beserta perangkat pesantren dan dewan masyayikh pun memuncak saat Sayyidi Syekh Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyah untuk pertama kalinya memijakkan kakinya di pondok tersebut. TGH. M. Yusuf Ma'mun (Ketua Dewan Masyayikh di MDQH) pun tak kuasa tuk menahan kebahagian tersebut, hingga beliau pun terus menggandeng Sayyidi Syekh Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyah menuju tempat acara.
Jajaran dewan masyayikh MDQH pun turut menghadiri acara; 'Muhadhoroh Ammah' ini. Acara pertama dibuka dengan sambutan masyayikh, dalam hal ini disampaikan oleh; TGH. Dr. Abdul Aziz Sukarnawadi .Lc .MA. Beliau menyampaikan rasa syukur dan harapan tuk menciduk keberkahan dari kedatangan Sayyidi Syekh Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyah bagi seluruh santri, pondok, dan masyarakat Lombok umumnya.
Acara berikutnya; pidato oleh Sayyidi Syekh Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyah. Dalam pidatonya beliau menyampaikan beberapa poin penting;
1. Mengingatkan para santri akan pentingnya menuntut ilmu agama, khususnya zaman sekarang yang kebanyakan orang mendiskreditkan eksistensi agama dalam mengatur kehidupan manusia.
2. Menjelaskan pentingnya sanad/rantai keilmuan yang tersambung dalam mencari sosok seorang guru, serta beliau menjelaskan bahwa sumber segala malapetaka atau penyelewengan dalam beragama disebabkan oleh ilmu yang tak bersanad (otodidak).
3. Ungkapan kebahagiaan beliau yang tertuang dalam alasan beliau rela datang jauh-jauh dari Hadramaut ke Lombok Timur -ketika melihat sekelompok pemuda/i generasi bangsa yang teguh dalam mencari pemahaman ilmu agama yang lurus kepada para masyayikh yang bersanad dan mempunyai kapabilitas keilmuan (bermaksud TG. Zainuddin Abdul Majid pendiri pondok pesantren tersebut).
4. Keterangan berupa coverisasi generasi muda dan khalayak masayarakat dari paham-paham menyimpang yang hendak menjauhkan mereka semua dari ulama-ulama rabbani yang memiliki sanad keilmuan.
Sebelum acara berakhir, Sayyidi Syekh Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyah pun memberikan ijazah sanad keilmuan kepada para santri, yang diiringi dengan pembacaan muqaddimah salah satu kitab karangan beliau; As-Suluk Al-Asasiy. Beliau mengijazahkan kepada seluruh dewan Masyayikh dan para santri seluruh kitab karangan beliau, beserta zikir-zikir yang dianjurkan oleh guru-gury beliau.
Acara pun diakhiri dengan ramah-tamah beserta seluruh dewan Masyayikh (MDQH) dan para asatidz, serta foto bersama. Sayyidi Syekh Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyah pun harus langsung meninggalkan pesantren tersebut guna melanjutkan Safari Dakwahnya ke kawasan Sembalun, Lombok Utara -dengan meninggalkan asa dan kebahagian bagi seluruh santri MDQH. (MFS).
*Ikuti info terbaru mengenai dakwah Sayyidi Syeikh di Indonesia
pada media berikut ini:*
@rawi.indonesia
@nafas_hadhramaut
@uis_ye
Posting Komentar