Selasa, 24 Januari 2023

"Universitas Imam Syafi’i Menggelar Diskusi Ilmiah Dengan Bingkai Bedah Kitab" Oleh: Burhanuddin (Mahasiswa Tingkat Satu, Fakultas Ushuluddin, Universitas Imam Syafi’i)


 


Nafashadhramaut.id | Mukalla (19/01), Hari Kamis malam Jumat, 27 Jumadil Akhir 1444 H. Bertepatan dengan 19 Januari 2023 M. Universitas Imam Syafi’i menggelar diskusi ilmiah dengan bingkai bedah kitab, membahas takfir dan atributnya, kitab yang dibedah adalah karya Imam Ghazali yang berjudul Faishal At-Tafriqah baina Al-Islam wa Zindiqah. Kitab yang membeberkan penjelasan mengenai pangkafiran menurut mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah.

 

Adapun yang menjadi pembicara di bedah kitab kali ini adalah M. Fahmi Salim dan Rafsan Muammar yang merupakan perwakilan dari mahasiswa tingkat akhir Universitas Imam Syafi’i. Sedangkan audiennya terdiri dari seluruh mahasiswa, dosen dan dekan kuliah.

 

Acara dimulai oleh MC dengan sedikit motivasi bagaimana seharusnya pelajar menghabiskan waktunya. Lalu ia membacakan rentetan acara untuk kemudian membiarkan acara berjalan sesuai urutan.

 

Setelah itu, M. Al-Fathurahman maju untuk membacakan ayat suci Al-Quran sebagai pengantar kajian. Setelah itu dua narasumber menempati posisinya untuk memulai pembahasan.

 

M. Fahmi Salim membuka pembahasan dengan kajian seputar kehidupan pengarang kitab, mulai dari tempat dan kapan beliau dilahirkan sampai pada rihlah ilmiahnya yang sangat panjang. Saat menjelaskan terjemah Imam Al-Ghazali, Fahmi Salim sempat menukil dari Imam Hanafi kalam hikmah Imam Ghazali yang berbunyi:

 

“Mempelajari Sirahnya para ulama dan sholihin lebih Aku sukai daripada mempelajari Ilmu Fiqih, karena didalamnya mengandung Hikmah, adab dan Akhlaq.”

 

Selanjutnya, Rafsan Muammar yang menjadi narasumber kedua mulai masuk pada inti pembahasan yaitu membedah kitab Imam Al-Ghazali, "Faishal At-Tafriqah baina Al-Islam wa Zindiqah". Ia menguraikan detail isi kitab tersebut dengan tampilan slide show di layar agar membantu audiens untuk menangkap point yang disampaikan.

 

Pertama ia mengungkapkan penyebab Imam Ghazali mengarang kitab tersebut. Bahwa banyak yang menyematkan kata kafir pada Imam Ghazali karena beberapa perbedaan pendapat dalam kitab beliau yang terdahulu. Beliaupun menanggapinya dengan menyusun kitab ini.

 

Kemudian ia memaparkan beberapa point penting yang dibahas dalam kitab tersebut diantaranya:

1.     Judul Kitab yang mengisyaratkan persamaan kafir dan zindiq.

2.     Larangan mendebat orang awam.

3.     Tidak menta'wilnya nadzir pada suatu teks bukan berarti tidak bisa dita'wil.

4.     Bolehnya menyematkan kata sesat dan pelaku bid'ah pada orang muslim.

5.     Perincian masalah hadis perpecahan umat.

6.     Pembahasan sufi ekstrimis.

7.     Tingkatan takfir dan kewajiban untuk berhati-hati.

8.     Sahnya iman muqallid.

9.     Hukum belajar ilmu tauhid dsb.

 

Kemudian ia juga menukil pendapat Dr. Mu'adz Khan tentang batasan bolehnya mengkafirkan. Diantaranya:

1.     Kita tidak mengkafirkan kecuali yang telah dikafirkan Allah dan Rasul-Nya.

 

2.     Seorang yang diketahui keimanannya secara yaqin, tidak boleh dikafirkan kecuali dengan bukti yang yaqin.

 

3.     Seseorang tidak boleh dikafirkan sebab masalah khilafiah yang mu'tabar dalam aqidah dan fiqih, dsb.

 

Setelah pemaparan dari kedua narasumber selesai, banyak mahasiswa yang mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan. Satu persatu pertanyaan ditanggapi oleh narasumber.

 

Beberapa dosen juga ada yang menanggapi. Setelah semua masalah teruraikan, As-Syaikh Dr. Abdullah Bilfaqih selaku dekan Fak. Ushuluddin, didampingi As-Syaikh Dr. Abdurrahman Ba Makhos, memberikan apresiasi sekaligus evaluasi kepada narasumber agar kedepannya bisa lebih baik.

 

Kemudian beliau menutup diskusi. Sebagai acara penutup, tim munsyidin Univ. Imam Syafi’i, memasuki pentas untuk melantunkan qasidah yang sesuai dengan tema kajian, mereka membawakan qasidah yang juga bertemakan aqidah. [BRN]

 

===============

Penulis: @h4nhamied

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Ilustrator: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut

Website | www.nafashadhramaut.id

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search