Rabu, 08 Februari 2023

“Menyenangkan Orang Itu Simple Caranya, Besar Pahalanya” Oleh: M. Mufti Nawawi (Mahasiswa Tingkat Tiga, Fakultas Syari’ah, Universitas Imam Syafi’i)

 

 


Saat senja ingin berlari dari bumi, aku duduk di sudut jalan kota Syirij, Mukalla, memandang sebuah sungai di tengah kota yang dipenuhi hiruk pikuk manusia, ditemani secangkir jus mangga dan sepotong roti coklat yang lezat. Semilir angin yang kencang tiba-tiba memukul wajahku, saat itu aku melihat sebuah kejadian yang sangat fenomenal.

 

Aku melihat ada seorang Suami dihadapanku, ia sedang membantu Istrinya yang nampak terletih, meskipun ada seorang anak kecil mungil disampingnya, merengek-rengek sambil menarik baju wanita tersebut, dengan sejenak sang suami itu bisa membuatnya terdiam seketika, lalu ia menuntunnya serta mengajaknya untuk beristirahat sejenak dikursi samping jalan, lalu laki-laki tersebut membukakan pintu mobil untuk sang istri dengan pelan, seraya berkata; Inni uhibbuka ya habibi (Aku  sungguh sangat mencintaimu wahai sang kekasihku).

 

Tatkala itu aku merenungi dan mengamati baik-baik kejadian yang telah Allah swt. perlihatkan kepadaku, karena dibalik layar semua yang terjadi di muka bumi ini pastilah ada sebuah hikmah, dan hanyalah orang-orang yang Allah berikan sebuah petunjuk untuk mengambil sebuah pelajaran dari sesuatu yang telah terjadi.

 

Mengingat itu, Aku langsung bergegas menelusuri kehidupan panutan umat Islam, sang baginda Nabi Muhammad saw., seorang yang sangat sempurna yang telah Allah swt. khususkan bagi dunia ini, perfeksi akhlaknya yang sangat mulia bagaikan cahaya mentari yang menerangi bumi, sang panutan bagi para raja dunia, tiadalah akhlak yang indah kecuali itu telah ada di kehidupan sang baginda Nabi Muhammad saw.

 

Memang betul, tepatnya di kitab Shahih Bukhori ada sebuah kisah mutiara yang menarik sekali, tatkala Sayyidah Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab dipinang oleh baginda Rasulullah saw. setelah perang Khaibar, lalu sampailah disebuah tempat bernama Sadd Rauha (salah satu tempat yang dekat dengan kota Madinah) untuk beristirahat sejenak, saat itu sang baginda Nabi membuatkan sebuah makanan yang terbuat dari kurma dan susu untuk dihidangkan bagi sang Istri dan beberapa sahabat yang dekat dengan baginda Rasul, setelah itu sebelum melanjutkan perjalanan yang amat panjang, sang baginda Nabi menghiasi untanya dengan sepotong kain-kain yang akan menjadi tunggangan yang indah bagi sang Istri, lalu baginda Rasullah saw. memberikan kakinya agar Sayyidah Shafiyyah menaiki unta dan bisa menaikinya.

 

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sayyidina Anas bin Malik r.a:

عن أنس بن مالك رضي الله عنه، قال: (فرأيت النبي صلى الله عليه وسلم يحوي لها وراءه بعباءة، ثم يجلس عند بعيره فيضع ركبته، وتضع ‌صفية رجلها على ركبته حتى تركب)

 

Ini sebuat potret kecil dari kehidupan baginda Nabi saw., suatu kejadian ini jikalau dipraktekkan dan dijadikan pedoman oleh setiap orang di era zaman sekarang yang banyak sekali rasa acuh tak acuh diantar sesama, di era berkembang pesatnya alat komunikasi, sehingga orang terdekat terasa jauh begitu pula sebaliknya, maka kehidupan ini akan menjadi sangat indah nan istimewa.

 

Misalnya; sang Suami membukakan pintu mobil bagi sang Istri, sang Istri membuatkan secangkir teh, meyiapkan sarapan pagi, sang anak menyenangkan kedua orang tuanya dengan cara membantu membersihkan rumah, tidak berkelahi antara saudara, saling mengucapkan kalimat-kalimat yang baik. Sang sahabat saling bekerja sama untuk memajukan yang lainnya, saling mendukung, mengucapkan selamat jikalau ia sukses, menghiburnya tatkala ia galau dan gelisah, mendengarkan perkataannya dengan wajah yang ceria.

 

Imam Munawi r.a. didalam kitabnya Faidhul Qodir Syarh Jami’ Shagir telah menjelaskan cara-cara agar membahagiakan sahabatnya, salah satunya seperti memberi sebuah kado, meringankan kesulitan seseorang yang sedang tertimpa musibah dan masih banyak cara-cara yang bisa dilakukan untuk membuat orang di sekitar kita bahagia.

 

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Nu’aim di kitabnya Hilyatul Awliya dari sahabat Sayyidina Abdullah bin Umar r.a.:

 قال: قيل: يا رسول الله أي العباد أحب إلى الله؟ قال: )أنفع الناس للناس( قيل: فأي العمل أفضل؟ قال: )‌إدخال ‌السرور على قلب المؤمن( قيل: وما سرور المؤمن؟ قال: )إشباع جوعته وتنفيس كربته، وقضاء دينه(

Dikatakan kepada baginda Nabi; wahai Rasulullah, siapakah hamba yang sangat dicintai oleh Allah swt.? maka Beliau berkata: “Dia adalah hamba yang paling bermanfaat bagi hamba yang lainnya, lalu ditanyakan lagi, amalan apa yang paling utama? Maka Beliau menjawab: “Membahagiakan hati seorang mu’min, lalu bertanya lagi, apakah yang di maksud dengan kebahagiaan tersebut? Maka Beliau berkata: “Menghilangkan kelaparannya, meringankan kesulitannya dan membayari hutangnya.”

 

Setiap orang hendaknya membenahi perspektif, pola pikir orang sekeliling kita, dengan cara bergaul yang baik, berkata yang sopan, saling berbagi, saling bercanda tawa, saling diskusi ilmiah dengan etika dan saling menghormati satu sama lainnya.

 

Patut diketahui, bahwasanya begitu banyak masalah fikih di kitab-kitab kuning yang bercabang atas dasar ini, seperti halnya tatkala seseorang diundang untuk menghadiri acara resepsi pernikahan dan dia sedang puasa sunah, maka disunnahkan untuknya agar ikut makan dan membatalkan puasa sunnahnya agar ia bisa menyenangkan hati sang pengundang.

 

Tebarkanlah sebuah rasa cinta dan kasih sayang yang telah Allah berikan diantara umat Islam, meskipun susu yang engkau berikan dibalas dengan air ketuban atau senyumanmu berakhir dengan buruk sangka, namun balaslah semua itu dengan kebaikan serta diiringi dengan doa, maka itu akan lebih bermakna, karena doa adalah senjatanya orang beriman. Teruslah berbuat baik, tanpa perlu banyak bicara sampai orang kenal tanpa membaca, tapi merasakan.

 

Kebahagiaan itu memang mudah untuk diciptakan, caranya sangat sederhana, tidak perlu mengeluarkan miliyaran rupiah untuk mewujudkannya, cukup dengan kata-kata yang indah dan baik, cukup dengan sikap kepedulian yang sangat tinggi, serta dengan membantu satu sama lain tanpa memiliki rasa angkuh dan sombong.

 

Jangan lupa selalu menebar senyuman serta mengucapkan salam kepada sesama muslim, hal itu sangatlah mudah namun sulit untuk dipraktekkan, teruslah menjadi agen muslim sejati yang selalu mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. Maafkanlah semua kesalahan orang lain, niscaya kamu akan beruntung di dunia dan di akhirat, karena memaafkan adalah soal ketenangan, kematangan dan kedewasaan, bukan sekedar untuk menunjukan soal kebenaran dan kesalahan. Semoga bermanfa’at . [Wallahu A’lam]

===============

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search