Oleh : El-Habsyi(*)
Nafashadhramaut.id | "Maulayasholli wassalimdaiman abadan ... "
Pekikan
suara teman-teman di universitas Imam Syafi'I,
Yaman, pada malam Jumat, saat membaca qosidah / sholawat
"Burdah", karangan Imam Bushiri.
Dan
tidak hanya di Yaman, hampir di seantero dunia Islam,
terlebih di indonesia, mengenal dan juga membaca qosidah / sholawat
karangan Imam Bushiri ini.
Banyak
pesantren-pesantren di Indonesia yang membaca burdah. Tak
sedikit pula yang menjadikannya rutinitas. Ada
yang rutin membacanya setiap malam jum'at, ada juga yang malam selasa, ahad, kamis sore,
dll.
Ada
apa dengan Burdah Imam Bushiri sehingga bisa terkenal di dunia islam? Mari
kita simak jawabannya.
Imam
Bushiri bercerita,
"Di saat
lumpuh menimpaku, aku menulis syair-syair pujian untuk
Baginda Nabi Muhammad saw. Aku bertawassul kepada Baginda
Nabi, Dan berdoa agar aku diberi kesembuhan dengan berkat syai'r-sya'ir, qosidahku
ini.
Lalu
di dalam tidurku, aku bertemu dengan Baginga Nabi Muhammad saw. Di
dalam mimpi itu, Nabi mengusapkan telapak tanganya pada wajahku dan memakaikan 'Burdah'nya (selendang)
padaku.
Saat
ku terbangun dari tidurku, kudapati burdah itu telah berada di sampingku. Tak
seorang pun tahu akan kejadian itu.
Setelah
itu, aku keluar dari rumahku, tiba-tiba ada seorang fakir
yang mendatangiku seraya berkata,
"Aku
ingin syair-syair pujianmu yang kautulis untuk Nabi
Muhammad."
"Syairku
yang mana?" tanya sang Imam. Lalu
dia menjawab,
"Syair
yang kautulis di saat kau sakit (lumpuh)." Kemudian dia membaca awal syair tersebut,
"أمن تذكر جيران بذي سلام....الخ"
kemudian
seorang fakir itu berkata, "Sungguh, aku telah mendengarkan syair ini
disenandungkan di hadapan Baginda Nabi Muhammad, dan Nabi takjub akan syair
tersebut. lalu Nabi memberikan kepada Qori'
(yang membacakan syair tersebut) burdahnya (Selendangnya).
Lihat! Betapa
hebatnya Burdah sang Imam Bushiri ini. Sang imam menjadikan Sholawat Burdahnya
sebagai wasilah (perantara) untuk kesembuhannya.
Maka
mari, Kawan, setelah kita tahu betapa agung dan mulianya sholawat
pada Baginda Nabi Muhammad, mari
kita hiasi keseharian hidup kita dengan memperbanyak sholawat
kepada Nabi Muhammad saw.
Dalam
sebuah syair disebutkan,
أدم الصلاة على النبي * فقبولها حتما بغير تردد
"Istiqomahkanlah (lterus-meneruslah) sholawat kepada Nabi Muhammad. Karena sholawat itu pasti diterima oleh Allah tanpa keraguan."
أعمالنا بين القبول و ردّها * إلا الصلاة على النبي محمد
"Amal-amal
kita semua masih di ambang harapan (diterima
atau tidaknya). Kecuali bersholawat kepada
Nabi Muhammad."
Sholawat
itu juga adalah tanda cinta kita kepada
Nabi Muhammad saw. Disebutkan
dalam pepatah Arab,
"من أحب شيئا كثر ذكره"
"Barang siapa yang mencintai seseorang, pasti dia banyak menyebutnya (yang
dicintai)."
Rasulullah
pun pernah bersabda,
إن أولى الناس
بي يوم القيامة أكثرهم علي صلاة. أخرجه ابن حبان
"Sesungguhnya
orang yang paling dekat denganku di hari kiamat
kelak ialah orang yang paling banyak sholawatnya kepadaku."
Mari
kita intropeksi diri kita. Bagaimana
hubungan kita dengan Nabi Muhammad? Berapa banyak sholawat yang kita baca untuk beliau setiap harinya?
Mari
kita sambut bulan maulid ini dengan membuat catatan baru di dalam hidup kita, yaitu sebagai "Ahli sholawat kepada
Nabi Muhammad saw."
Semoga Allah senantiasa memberikan kita taufik dan inayah-Nya. Aamiin.
Wallahu
a'lam bishowab.
Semoga
bermanfaat!
Ditulis di Mukalla – Yaman, Jumat 2 Muharram 1442 H / 21 Agustus 2020.
(*) Penulis adalah alumni Univ. Imam Syafi'i, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Hadhramaut University.
Posting Komentar