Sabtu, 21 November 2020

BERKAT SHOLAWAT PENYAKIT MINGGAT

BERKAT SHOLAWAT PENYAKIT MINGGAT

Oleh : El-Habsyi
(*)


Nafashadhramaut.id  "Maulayasholli wassalimdaiman abadan ... "

Pekikan suara teman-teman di universitas Imam Syafi'I, Yaman, pada malam Jumat, saat membaca qosidah / sholawat "Burdah", karangan Imam Bushiri.

 

Dan tidak hanya di Yaman, hampir di seantero dunia Islam, terlebih di indonesia, mengenal dan juga membaca qosidah / sholawat karangan Imam Bushiri ini.

 

Banyak pesantren-pesantren di Indonesia yang membaca burdah. Tak sedikit pula yang menjadikannya rutinitas. Ada yang rutin membacanya setiap malam jum'at, ada juga yang malam selasa, ahad, kamis sore, dll.

 

Ada apa dengan Burdah Imam Bushiri sehingga bisa terkenal di dunia islam? Mari kita simak jawabannya.

Imam Bushiri bercerita,

"Di saat lumpuh menimpaku, aku menulis syair-syair pujian untuk Baginda Nabi Muhammad saw. Aku bertawassul kepada Baginda Nabi, Dan berdoa agar aku diberi kesembuhan dengan berkat syai'r-sya'ir, qosidahku ini.

 

Lalu di dalam tidurku, aku bertemu dengan Baginga Nabi Muhammad saw. Di dalam mimpi itu, Nabi mengusapkan telapak tanganya pada wajahku dan memakaikan 'Burdah'nya (selendang) padaku.

Saat ku terbangun dari tidurku, kudapati burdah itu telah berada di sampingku. Tak seorang pun tahu akan kejadian itu.

 

Setelah itu, aku keluar dari rumahku, tiba-tiba ada seorang fakir yang mendatangiku seraya berkata,

"Aku ingin syair-syair pujianmu yang kautulis untuk Nabi Muhammad."

 

"Syairku yang mana?" tanya sang Imam. Lalu dia menjawab,

 

"Syair yang kautulis di saat kau sakit (lumpuh)." Kemudian dia membaca awal syair tersebut,

"أمن تذكر جيران بذي سلام....الخ"

 

kemudian seorang fakir itu berkata, "Sungguh, aku telah mendengarkan syair ini disenandungkan di hadapan Baginda Nabi Muhammad, dan Nabi takjub akan syair tersebut. lalu Nabi memberikan kepada  Qori' (yang membacakan syair tersebut) burdahnya (Selendangnya).

 

Lihat! Betapa hebatnya Burdah sang Imam Bushiri ini. Sang imam menjadikan Sholawat Burdahnya sebagai wasilah (perantara) untuk kesembuhannya.

 

Maka mari, Kawan, setelah kita tahu betapa agung dan mulianya sholawat pada Baginda Nabi Muhammad, mari kita hiasi keseharian hidup kita dengan memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad saw.

 

Dalam sebuah syair disebutkan,

أدم الصلاة على النبي *   فقبولها حتما بغير تردد

 

"Istiqomahkanlah (lterus-meneruslah) sholawat kepada Nabi Muhammad. Karena sholawat itu pasti diterima oleh Allah tanpa keraguan."

 

أعمالنا بين القبول و ردّها *  إلا الصلاة على النبي محمد

 

"Amal-amal kita semua masih di ambang harapan (diterima atau tidaknya). Kecuali bersholawat kepada Nabi Muhammad."

 

Sholawat itu juga adalah tanda cinta kita kepada Nabi Muhammad saw. Disebutkan dalam pepatah Arab,

 

"من أحب شيئا كثر ذكره"

 

"Barang siapa yang mencintai seseorang, pasti dia banyak menyebutnya (yang dicintai)."

 

Rasulullah pun pernah bersabda,

إن أولى الناس بي يوم القيامة أكثرهم علي صلاة. أخرجه ابن حبان

 

"Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku di hari kiamat kelak ialah orang yang paling banyak sholawatnya kepadaku."

 

Mari kita intropeksi diri kita. Bagaimana hubungan kita dengan Nabi Muhammad? Berapa banyak sholawat yang kita baca untuk beliau setiap harinya?

 

Mari kita sambut bulan maulid ini dengan membuat catatan baru di dalam hidup kita, yaitu sebagai "Ahli sholawat kepada Nabi Muhammad saw." Semoga Allah senantiasa memberikan kita taufik dan inayah-Nya. Aamiin.

 

Wallahu a'lam bishowab.

Semoga bermanfaat!


Ditulis di Mukalla – Yaman, Jumat 2 Muharram 1442 H / 21 Agustus 2020.

(*) Penulis adalah alumni Univ. Imam Syafi'i, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Hadhramaut University.

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search