Sabtu, 21 November 2020

Bukti Cinta Sahabat

 

Bukti Cinta Sahabat

Oleh : Muhammad Ali Fikri(*)


Nafashadhramaut.id Pada bulan Shofar di tahun ke-3 setelah hijrah, Rasulullah saw. mengirim beberapa sahabatnya ke daerah Najd ( sekarang Najed adalah kota Riyadh dan sekitarnya ) untuk mengajari para penduduknya tentang islam. Hal ini dikarenakan ada utusan dari Najd yang meminta Rasulullah saw. untuk mengirimkan beberapa sahabatnya. Maka Rasulullah mengirim enam sahabatnya untuk pergi ke sana.

           

Tatkala mereka sampai di daerah tersebut, ternyata mereka malah berkhianat, dan para sahabat diserang dengan panah. 3 sahabat meninggal seketika itu juga, dan 3 sahabat yang lain kabur seraya lari menaiki gunung.

 

Ketika para sahabat sampai di gunung, orang-orang kafir tadi membuat perjanjian agar mereka mau turun dari gunung. Akhirnya tiga sahabat ini mau menuruni gunung lantaran perjanjian yang mereka buat. Sesampainya di kaki gunung, mereka kembali berkhianat dan melempari para sahabat dengan anak panah serta menawan mereka. (Penduduk Najed terkenal berwatak keras dan suka berkhianat. Bukti yang lain adalah Rasulullah sering mengirim pasukannya ke daerah itu karena mereka sering melanggar perjanjian). Salah satu sahabat dibunuh setelah itu, dan 2 sahabat yang tersisa mereka bawa ke Mekkah lantas mereka jual.

           

Sayyidina Zaid bin Ad-Datsinnah, salah satu dari dua sahabat yang ditawan dijual di kota Mekkah. Beliau dibeli oleh seorang kafir yang bernama Shofyan bin Umayyah bin Kholaf (Nantinya dia akan masuk islam setelah "Fath Makkah" atau "Pembebasan kota Mekkah"). Shofwan bin Umayyah membelinya karena Sayyidina Zaid bin Ad-Datsinnah adalah orang yang telah membunuh ayahnya pada perang Badar.

           

Maka di hari Sayyidina Zaid akan dieksekusi, beliau dibawa keluar dari haram Makkah – Haram (tidak diperbolehkan) membunuh makhluk hidup di tanah Haram, kecuali hewan sembelihan dan serangga-. Ketika itu, beberapa orang dari kaum Quraisy telah berkumpul, di antaranya Abu Sufyan (ketika dia masih belum masuk Islam). Lantas Abu Sufyan berkata kepada Sayyidina Zaid, "Aku bersumpah kepadamu, wahai Zaid, apakah kamu bersedia, apabila Nabi Muhammad saw. sekarang bersama kami di posisimu dan kami akan memenggal kepalanya, sedangkan kamu bisa kembali kepada keluargamu di rumah?"

Sayyidina Zaid menjawab, "Demi Allah, bahkan aku tak rela apabila Nabi Muhammad saw. berada di tempatnya dia berada sekarang tertusuk satu duri yang membuatnya dia terluka, sedangkan aku duduk nyaman bersama keluargaku."

 

Seketika itu Abu Sufyan berkata,    

 

"مَا رَأَيْتُ مِنَ النَاسِ أحَداً يُحِبُّ أَحَداً كَحُبِّ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ مُحَمَّداً."

 

"Tidaklah aku pernah melihat seorang pun yang mencintai seseorang seperti cintanya sahabat Nabi Muhammmad kepada Nabi Muhammad saw." Kemudian Sayyidina Zaid dieksekusi oleh Nisthos –yang pada nantinya dia akan masuk Islam pula.

 

            Akhir yang indah bagi Sayyiduna Zaid meskipun kematian adalah bayarannya. Kecintaan yang seperti inilah yang akan membuat seseorang bahagia di dunia dan di akhirat. Semoga kita dijadikan umat yang mencintai dan dicintai oleh nabi Muhammad saw. seperti cintanya sahabat-sahabat Nabi. Aamiin.[]


Kitab : Subulul huda war rosyaad, Imam Muhammad bin Yusuf As-Sholihi.


Ditulis di Mukalla – Yaman, Agustus 2020.

(*) Penulis adalah alumni Univ. Imam Syafi'i, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Hadhramaut University.

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search