Nafashadhramaut.id | Lombok Timur (11/11), Setelah melakukan silaturahmi sekaligus peletakan batu pertama di pondok Mambaunnur Wal-Hidayah beliau pun melakukan Sholat Jumat di Masjid Nurul Imam dilanjutkan dengan memberi tausiyah lantas bertolak menuju pondok Nurul Azhar yang diasuh langsung oleh KH. Lalu Hendriawan Mardiantara Lc. desa Sukadane, kec. Terawang, Kab. Lombok Timur.
Sesampainya beliau ke lokasi beliau disambut dengan sangat meriah oleh pengasuh, santri, wali santri dan masyarakat setempat. Para santri membuat pagar betis berbaris panjang menyambut kedatangan tamu mulia. Silaturahmi dan Tabligh Akbar ini di selenggarakan tepatnya di dalam sebuah masjid. Acara terdiri dari pembukaan, tilawah, pengajian umum yang disampaikan langsung oleh Sayyidi Syekh Dr. Muhammad bin Ali Baatiyah kemudian diakhiri dengan do'a.
Suasana terasa khidmat terutama saat Sayyidi Syekh memulai pembicaraan, seluruh yang hadir menyimak dengan seksama. Tausiyah kali ini diterjemahkan oleh salah seorang alumnus Univ. Imam Syafi’i, Ustad Khairul Anam Lc, di dalam penyampaian Sayyidi Syekh ada banyak poin yang ditekankan di antaranya :
Beliau mendorong seluruh hadirin untuk terus berpegang teguh terhadap dua perkara yang ditinggalkan oleh Rasulullah, Al-Qur’an dan keturunannya.
“Kemudian berpegang teguh pula terhadap ajaran para sahabat dan keluarganya yang telah membawa agama, hukum, syariat ini dan kemudian di sampaikan kepada muridnya. Ulama Tarbiyah ini pula-lah yang terus menyampaikan syariat islam, tatakrama dan sopan santun, serta menyebarkan kisah dan sejarah kehidupan Rasulullah saw secara detail, jalannya, duduknya, makannya dan lain-lain.”
Allah swt berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku.” Yakni untuk mengetahui Allah. Karena ibadah tanpa mengetahui caranya itu akan menyebabkan ibadah kepada selain Allah.
“Ilmu Rabbani tidak bisa diraih dengan perkara dunia yang diembel-embeli agama. Saat ditempuh dengan benar Maka saat itulah firman Allah disebutkan, “Yang mengajarkan kepada mereka Al-Qur’an dan Al-Hikmah (Sunnah) serta mensucikan mereka.” Begitu juga yang ditemukan Rasulullah saat ia berjalan dan menemui majlis ilmu bahwa ada sahabat yang sedang belajar dan mengajarkan ilmu.”
Kesimpulannya adalah seorang pencari ilmu harus tau perjuangan para ulama dalam menyerahkan estafet dakwah ini kepada kurun setelahnya. Metode utama mereka adalah ilmu Rabbani (Tarbiyah) yang hanya bisa diraih oleh mereka yang sudah menggeluti dunia ajar mengajar disertai niat yang tulus dan hanya berharap ridho Allah Swt. Kemudian hari mereka juga menyampaikan estafet dakwah ini ke murid-murid mereka.
Sayyidi Syeikh mengakhiri tausiyahnya dengan memberikan kabar gembira kepada seluruh santri, wali santri, dan hadirin semua bahwa anak-anak seperti inilah yang membuat senang hati seluruh umat muslim, ulama, terkhususnya Rasulullah. Saat mereka berkumpul di sebuah majlis akan dikatakan kepada mereka, “Berdirilah kalian dalam keadaan sudah diampuni.” Kemudian acara pun ditutup dengan do'a yang dipimpin oleh Sayyidi Syekh.
Setelah acara usai seorang panitia menuturkan bahwa “Beliau (Sayyidi Syekh) menyampaikan tausiyaah tentang keutaman ilmu dan ulama rabbani serta memberi pesan kepada para orang tua agar mengajarkan anaknya dzikir dan lain-lain.”
“Kami sebagai panitia sangat bersyukur pondok kami bisa kedatangan seorang waliyullah Ulama Hadhramaut, Al-‘Alim Al-‘Allamah asy-Syekh Muhammad bin Ali Ba'athiyah. Harapan kami ini bukanlah pertemuan pertama dan terakhir. Kami berharap masih bisa kedatangan dan berjumpa kembali dengan beliau amiin.” (AAB)
*Ikuti info terbaru mengenai dakwah Sayyidi Syeikh di Indonesia
pada media berikut ini:*
@rawi.indonesia
@nafas_hadhramaut
@uis_ye
www.nafashadhramaut.id
Posting Komentar