Tatkala Rasulullah Saw diisra'kan dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsha, saat itu Islam telah menyebar luas di Makkah, pun di seluruh kabilah
Arab. Peristiwa ini merupakan salah satu bukti keesaan Allah swt. Selain itu,
terdapat pelajaran di dalamnya bagi orang-orang berakal, petunjuk, rahmat dan
penguat keimanan bagi orang yang beriman kepada Allah dan membenarkannya.
Dalil terkait adanya isra' dan mi'raj ialah firman Allah swt,
سُبْحَانَ
الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى
الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَآ
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ. (الإسراء: 1)
"Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Asqsha yang telah kami berkahi
sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhknya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui."
Peristiwa ini menempati kedudukan yang amat tinggi di hati para
pecinta Rasulullah Saw. Di dalamnya, Allah swt menampilkan keistimewaan Rasulullah
Saw di hadapan nabi-nabi-Nya yang lain. Acap kali momen ini dimeriahkan oleh
sebagian besar umat muslim di berbagai belahan dunia. Demikian itu karena
besarnya rasa cinta yang mereka pendam kepada sang kekasih, Nabi Muhammad Saw.
Isra' dan mi'raj merupakan bentuk perjumpaan besar bagi masyarakat
Hadramaut, yang mayoritas memegang erat aliran Ahlu Sunnah wal Jama'ah.
Bila tiba saatnya, mereka akan menyemarakkan momen tersebut pada malam 27
Rajab, dengan mengadakan perkumpulan di masjid-masjid, yang kemudian diisi
dengan pelafalan kisah-kisah Nabi Muhammad Saw pada peristiwa isra' dan mi'raj.
Tokoh utama yang menuturkan kisah isra' dan mi'raj adalah ulama
yang paling dihormati lantaran keilmuannya. Lazimnya, kegiatan ini akan diambil
alih oleh para mufti setempat, pula para munshib dari setiap marga
keluarga Ba'alawi, seperti munshib Al-Habsyi, Asy-Syatiri, Assegaf, Al-Haddad
dll.
Beranjak kepada agenda setelahnya, kegiatan ini dilanjutkan dengan
penyampaian pelajaran-pelajaran, hikmah, serta untaian nasihat-nasihat lainnya,
materi yang disampaikan pun tergolong lezat untuk dinikmati oleh para perindu
Rasulullah Saw. Selain itu, jama'ah akan mendengar lantunan syair serta
shalawat khas Hadramaut, dibawakan dengan pelafalan yang fasih lagi merdu. Dan
di akhir, acara akan ditutup dengan do'a, dipimpin oleh ulama yang mengetuai
semua para munshib Ba'alawi. Seperti itulah adat dan tradisi masyarakat
Hadramaut dalam memperingati kisah isra' dan mi'raj.
Adapun tradisi masyarakat kota Syihr, berlainan dengan tradisi
masyarakat Hadramaut pada umumnya. Di sana, masyarakat Syihr akan berkumpul
bersama di jalan raya. Lantas, mereka
akan membentuk sebuah barisan layaknya shaf shalat ketika berjama'ah, dengan
keadaan menggenggam sebuah tongkat kayu.
Selain itu, ada pula orang-orang yang bertugas sebagai pemukul drum
untuk mengiringi lantunan syair-syair Arab yang akan lafalkan sambil berjalan menyusuri
keramaian kota. Tak hanya itu, mereka pun memasukkan sedikit tarian daerah
dengan melakukan pergerakan yang amat elok dan kompak, bak pasukan Islam yang
siap terjun ke peperangan. Kegiatan arak-arakan ini akan berlabuh pada sebuah
masjid Jami', masjid yang menjadi pusat berkumpulnya seluruh masyarakat kota
Syihr.
Sesampainya di sana, mereka akan melaksanakan majelis layaknya
tradisi masyarakat Hadramaut pada umumnya, yaitu menuturkan kisah peristiwa
isra' dan mi'raj serta nasihat-nasihat lainnya.
Kebanyakan masyarakat Hadramaut bakal berpuasa pada hari ke-27
Rajab, serta memperbanyak sedekah dengan membagi-bagikan halawah atau
yang kita kenal sebagai manisan, layaknya permen. Demikian itu, merupakan
bentuk tanda terima kasih kepada Allah swt mengenai nikmat yang telah dianugerahkannya
kepada Nabi Muhammad Saw dan seluruh umat muslim.
Demikianlah adat serta tradisi yang dilakukan oleh masyarakat
provinsi Hadramaut, baik itu di Tarim, Syihr atau pun kota lainnya. Semarak
penyambutan aktivitas isra' dan mi'raj tidak hanya dimeriahkan oleh masyarakat
setempat saja, lebih dari itu, para penuntut ilmu pun, yang notabenenya berasal
dari berbagai belahan dunia seperti Inggris, Singapura, Indonesi, Malasyia,
Vietnam, Thailand, Afrika turut ikut serta dalam meramaikannya. [Wallahu A'lam]
Penulis: @ibnu_zamsy
Editor:
@gilang_fazlur_rahman
Layouter: @najibalwijufri
Terus dukung
dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW •
TG | Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar