Ketika kita menemukan kehidupan faqir miskin yang tak pernah maju,
dan kehidupan orang kaya yang permanen tanpa ada surut, menandakan bahwa ada
monopoli dalam perekonomian, dimana kekayaan hanya beredar diantara sekolompok
orang kaya saja.
Ada sebuah sistem perekonomian yang tidak sehat, konsep moneter
yang jahat, sehingga kehidupan nyaman hanya di nikmati oleh sang pemegang
modal. Kondisi ini hampir sama dengan kondisi ekonomi pada masa jahiliyyah,
namun dengan kedatangan Islam mampu merubah konsep monopoli ekonomi jahiliyyah.
Untuk mengurangi tingkat kemiskinan, Islam mensyariatkan zakat yang
di ambil dari setiap pemegang modal dan pemilik kekayaan, hasil dari zakat itu
lalu di alokasikan buat fakir miskin dengan memenuhi kebutuhan hidupnya, juga
memberikan bantuan untuk membuka usaha sebagai income pendapatan untuk
menunjang kehidupan sehari-hari. Islam juga mensyariatkan shodaqoh, hibah,
qhord/ hutang piutang tanpa ada bunga, sehingga orang yang strata kehidupannya
rendah dapat membangun dan memperbaiki kondisi ekonomi kehidupanya.
Dari sekian banyak sang pemegang saham, pemilik modal, pengusaha
besar, dan lembaga keuangan, hanya berapa yang masih menzakatkan hartanya?
Masih adakah yang peduli dengan hutang piutang tanpa menarik bunga?
Kita hidup di zaman penuh dengan kegelapan yang semu, kerusakan
terjadi tanpa mengenal tempat dan aspek kehidupan; agama, sosial, ekonomi,
politik, pendidikan dan lainya. Inilah yang di isyaratkan oleh Nabi Muhammad
Saw. dalam sabdanya:
((إن بين يدي الساعة فتنا كقطع الليل
المظلم)) رواه أبو داود
Artinya: (Sesungguhnya di antara tanda kiamat terdapat fitnah
seperti potongan malam gelap gulita)
Segi moneter dan ekonomi; Kita bisa lihat kebanyakan orang
menghabiskan hidupnya untuk bekerja siang- malam, kerja kerasnya hanya di bayar
dua lembar kertas yang bertuliskan 100$, itulah gaji pekerja UMR pada umunya
setiap daerah di tanah air. Sebagian besar rela merusak imanya, meninggalkan
sholat, membuka auratnya sebab aturan perusahaan, demi uang kertas.
Para elite penguasa dunia mampu mempekerjakan seluruh penduduk bumi
dengan bermodal kertas dan tinta yang bertuliskan angka, mampu mengontrol dunia
dan menguasai perekonomian internasional. Sekarang mereka mencetak uang tanpa
meninjau cadangan emas yang ada sebagai jaminan, di tambah dengan berdirinya
Bank Sentral di setiap negara oleh segelintir bankir internasional seperti
Rockefeller, Morgan's, warburgs, dan Rothschild, untuk mengatur suku bunga dan
mengalirnya uang kertas yang beredar, bebas dari aturan pemerintah negara, dan
itu akan sangat berdampak sekali terhadap laju dan perputaran ekonomi.
Negara industri kita yang besar di kontrol penuh oleh sistem
pinjaman bank sentral, terutama hutang terhadap IRS (Internal Revenue Service)
yang merupakan sebuah badan milik IMF (International Monetary Fund) yang di
kendalikan PBB. Oleh karnanya pertumbuhan negara maupun ekonomi masyarakat berada
pada kontrol segelintir penguasa bankir, sehingga kita bangsa yang paling di
kuasai, bukan lagi bangsa dengan kebebasan berpendapat dan kekuatan mayoritas,
melainkan sebuah bangsa yang dibentuk oleh pemaksaan dan hasrat kelompok kecil.
Segi pendidikan: kita memasuki era dimana akreditasi tidak menjamin
mutu, gelar tidak menjamin kompetensi, lulusan tidak menjamin kesiapan berkarya
dan berperan. Meskipun demikian, banyak orang masuk ke sebuah lembaga
pendidikan dengan tujuan selembar ijazah dan mendapatkan pekerjaan yang layak,
menjadi pekerja PNS hingga mendapat tunjangan dari pemerintah, pada akhirnya
pendidikan tidak menjadikan dirinya merdeka, malah masih jadi buruh perusahaan
asing. Ilmu yang kedudukanya tinggi dan mampu mengangkat martabat dan harga
diri seseorang ketika ilmu itu di taruh pada tempatnya, kini hanya seharga
selembar kertas ijazah dan lembaran uang kertas.
Lembaga pendidkan Islam yang seharusnya mampu mendidik pribadi
setiap manusia menjadi kepribadian yang berilmu dan kokoh dengan prinsip Islam,
punya integritas jiwa dan kesholehan spritual, namun kini lembaga itu
mengarahkan pelajar untuk mencapai nilai, selember kertas izajah dan pekerjaan,
juga memisahkan konsep ilmu dan akhlaq.
Jika prilaku manusia sudah keluar dari jalur yang di gariskan oleh
Allah Swt. maka berujung pada kedzholiman dan kerusakan, kerusakan yang di
maksud disini bukan berarti manusia binasa, namun kerusakan dalam artian
manusia akan berprilaku dan berkehidupan sebagaimana hewan, sebab berawal dari
mindset yang salah, dan konsep serta sistem kehidupan yang melawan arus aturan
Allah yang sudah sesuai kadar segala aspek kehidupan yang membawa kemaslahatan
dan kebahagian dunia akhirat, inilah makna tersirat dari sabda Rasulullah Saw.:
((إن الله أعطى كل ذي حق حقه)) رواه أبو داود
Artinya: (Sesungguhnya Allah memberi pemilik hak sesuai haknya)
Kita hidup dizaman yang tidak sesuai prosedur Allah, bahkan
sebagian besar menyeru untuk memisahkan agama dari ranah kehidupan, sedangkan
Iman yang semakin menipis, cinta dunia yang semakin menebal, setiap orang hanya
mempedulikan kemaslahatan dirinya, maka kebijakan yang harus di ambil adalah
petunjuk baginda Nabi Muhammad Saw.
((عليك بخويصة نفسك))
Artinya: (Kamu harus memperhatikan dirimu)
Dalam artian, setiap individu manusia harus lebih memperhatikan
dirinya, keluarganya, sanak kerabatnya, agar kehidupan dunianya terarah dan
agamanya terjaga, karna kita hidup di era fitnah akhir zaman, membutuhkan
cahaya iman dan ilmu serta wawasan. [Wallahu A'lam]
===============
Penulis: @tiyar_firdaus
Editor: @gilang_fazlur_rahman
Layouter:
@najibalwijufri
Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial
Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar