Tarim, sebelum kepergian meninggalkan kota yang berjulukan
"Kota Seribu Wali" ini, dan melewati masa pendidikan ala Madrasah
Ulama Hadhramaut ini, kali ini penulis ingin merangkai intisari madrasah ini,
manhaj serta peran dan perbandinganya terhadap pendidikan Islam modern.
Sebelum jauh membahas pendidikan modern, penulis akan sedikit
mengupas intisari pendidikan ala Rasulullah Saw. terhadap para sahabatnya
terutama madrasah yang di bangunya ahlu shufah, kemudian di lanjutkan oleh
salafusholih.
Kemajuan peradaban umat manusia akan di pengaruhi oleh wajah
pendidikanya, sebarapa baik kualitas pendidikanya akan menentukan nilai
peradabanya, sebab disanalah tempat pembinaan jiwa dan kepribadian setiap
individu terbentuk. Maka dari itu, Nabi Muhammad Saw. di utus sebagai sang
pendidik dan pengajar yang ulung dan mumpuni. Selain seorang yang punya budi pekerti
luhur, beliau mampu menyelaraskan antara tarbiyyah dan ta'lim kedalam jiwa para
sahabatnya.
Menanamkan iman, mengokohkan akhlaq dan budi pekerti luhur itu
strategi pertama kali yang Rasulullah Saw. lakukan di Mekkah terhadap
sahabatnya, mereka tidak di asupi dengan pangajaran keilmuan langsung, juga
tidak di bebani dengan hukum syariat yang bergelimang, bahkan sebagian besar
Allah menurunkan ayat-ayat Makkiyah berisi pengokohan iman dan pembenahan
akhlaq, hingga Islam tertanam kuat di dalam jiwa dan hati mereka, kemudian barulah berbagai hukum syari'at di
diturunkan setelah pengokohan iman dan kebersihan akhlaq ketika di Madinah.
Sehingga dari pendidikanya, jiwa dan raga para sahabat tunduk patuh
terhadap apa yang di bawa oleh Rasulullah Saw. serta menumbuhkan ikatan hati
antara mereka dan sang murabbi mereka Nabi Muhammad Saw. Hingga beliaulah orang
yang paling mereka cintai dan rela berkorban demi agama yang beliau bawa meski
harus kehilangan jiwa, keluarga, dan harta mereka sendiri. Inilah derajat
kesempurnaan iman, Islam dan ihsan sesorang hamba, sebagaimana Nabi Muhammad
Saw. Bersabda:
(( لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ
إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ)) رواه
البخاري
Artinya: (Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kalian,
sehingga aku orang yang paling ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh
manusia) HR. Bukhori
Wajah madrasah dan pendidikan inilah yang terus dipelihara baik
oleh salafusholih secara turun temurun, mulai dari zaman Sahabat lalu generasi
Tabi'in dan generasi selanjutnya dari segi manhaj dan sanad keilmuan. Bahkan
era zaman salafusholih tidak menerima murid untuk belajar di madrasahnya
kecuali sudah di gembleng akhlaqnya, dan jika melihat salah satu muridnya
bertambah ilmunya namun tidak bertambah budi pekertinya, maka mereka
mengeluarkanya dari madrasah dengan tujuan agar memperkecil hujjah buruk ilmu
baginya, begitulah ketatnya penyeleksian salafusholih dalam menerima murid,
sehingga terpelihara pemahaman Islam yang benar dan lurus karna sumber
pengambilanya bersanad muttasil sampai kepada sang pembawa risalah Nabi
Muhammad Saw.:
(( إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ
دِينٌ، فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ.)) رواه مسلم
Artinya: (Sesungguhnya Ilmu ini adalah Agama, maka lihatlah dari
diapa kalian mengambil agama kalian) HR. Muslim
Imam Muhajir Ahmad bin Isa merupakan keturunan Ahlu Bait sekaligus
tokoh pelopor berdirinya Madrasah Ulama Hadhramaut yang menjaga manhaj nabawi
dan sanad dzahabi di negeri Yaman, dan sangat berpengeruh dalam memerangi
khowarij dan syiah di Hadhramaut. Madrasah ini kemudian di kembangkan oleh para
keturunanya, seperti Imam Faqih muqoddam Muhammad bin Ali ba'alawi, kemudian
hari di perbarui oleh sang Mujaddid Islam Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad
abad ke-11H dan generasi seterusnya sampai masa sekarang seperti Habib Abu bakr
al-adni, Habib Umar bin hafidz, Sayyidi Syekh Muhammad Ba'athiyah dll.
Madrasah Ulama Hadhramaut tidak hanya mempelajari keilmuan
keislaman di dalamnya, melainkan sebuah Madrasah Nabawiyyah Abawiyyah. Di sebut
"Nabawiyyah" karna madrasah ini di bangun atas dasar manhaj
Rasulullah Saw. serta sanad muttasil yang terjaga baik dari para Masyayikh Ahlu
Bait menyambung hingga baginda Nabi Muhammad Saw. Madrasah ini Juga disebut
"Abawiyyah" karna didalamnya mengajarkan ikatan cahaya hati dan
bathin antara murid dan guru, sehingga menyerupai ikatan orang tua dan anak,
walaupun terpisah oleh waktu dan tempat. Sebagaimana ikatan para sahabat dengan
Rasulullah, menyerupai ikatan orang tua dan anak:
((إنما أنا لكم مثل الوالد))
Artinya: "Sesungguhnya aku bagi kalian itu seperti orang
tua"
Inilah madrasah Ulama Hadhramaut yang menyelarasakan Ta'lim dan
Tarbiyyah sehingga ajaran dan prinsip agama Islam tertancap kuat di dalam jiwa
para murid, membalut dalam daging dan mengalir dalam darah. Dari madrasah
itulah banyak sekali melahirkan para Wali Allah, Ulama dan Tokoh-tokoh besar
umat Islam di seluruh pelosok negeri, dan menancapkan pengaruh besar di dunia
Islam baik secara keilmuan maupun peradaban.
Kalau kita menelaah pendidikan Islam modern saat ini, maka kita
hanya menemukan pendidikan yang hanya berbasis keilmuan tanpa sanad, bahkan
kosong dari ranah tarbiyyah dan penanaman akhlaq, sehingga bermunculan sarjana
dan ilmuwan yang kosong dari nilai spiritualis dan kesholehan, bermunculan
pemimpin yang koruptor hingga akan berimbas buruk pada tatanan kehidupan umat,
karna pada hakikatnya keilmuan tanpa tarbiyah dan kesholehan jiwa akan menjadi
malapetaka bagi dirinya dan umat.
Prosedur dan konsep pendidikan yang di atur oleh misionaris dan
orientalis barat, melalui tangan panjangnya, kementerian pendidikan, menjauhkan
ranah tarbiyyah dari ta'lim. Lebih dari itu, merusak kurikulum pendidikan
dengan corak keislaman barat dan menyampingkan turats salafusholih.
Di indonesia sendiri prof Dr. Harun Nasution sosok tokoh yang
pertama kali menetapkan metodologi kaum orientalis sebagai acuan dasar dalam
studi keislaman di perguruan tinggi Islam di tanah air, ketika masa
pemerintahan orde lama, hingga berbuah beracun hingga saat ini.
Hingga saat ini, Madrasah Ulama Hadhramaut tetap eksis menjaga
manhaj salafusholih, dan menjadi menara keilmuan Islam seperti Rubath Tarim,
Rubath Ilmi Syarif, Darul Musthafa, Rubath dan Universitas Imam Syafi'i,
Universitas Wasathiyah, Universitas ahqaf dll. dan melahirkan para Ulama dan
Tokoh-tokoh besar umat Islam di penjuru negeri. [Wallahu A'lam]
===============
Penulis: @tiyar_firdaus
Editor:
@gilang_fazlur_rahman
Layouter: @najibalwijufri
Terus dukung
dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW •
TG | Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar