Sholat merupakan pondasi dalam sebuah bangunan, umpama kepala dalam
anggota tubuh. Sebagaimana seseorang tidak bisa hidup tanpa adanya kepala
begitu pula agama islam jika tidak ada sholat. Karena tidak ada yang membedakan
seorang islam dengan agama lainnya kecuali dengan adanya sholat. Sholat sendiri
memiliki posisi khusus dalam agama ini. Bagai mana tidak! Allah Swt. mewajibkan
sholat ini kepada nabi Muhammad saw. saat beliau berada di langit, Isra Mi’raj.
Pertama kali sholat diwajibkan sebanyak 50 raka’at sehari semalam.
Namun, saat Rasulullah ingin kembali, nabi musa menasihatinya agar meminta
kepada Allah Swt keringanan supaya tidak terjadi seperti hal umatnya yang tidak
mampu melakukan ibadah sebanyak itu. Oleh karena itu, nabi Muhammad saw.
kembali meminta kepada Allah swt. agar berkenan memberi keringanan hingga
menjadi lima waktu.
Kejadian Isra’ dan Mi’raj nabi adalah saksi bisu yang tidak bisa
dibantah oleh umat manusia, sebuah kejadian yang tidak bisa di jangkau oleh
akal kecuali dengan adanya iman. Sebagaimana yang dilakukan oleh sayyiduna Abu
Bakar as-Shiddiq saat seluruh kafir qurais mengingkari kabar nabi Muhammad saat
itu pula Abu Bakar membenarkan perkataannya sehingga ia mendapat sebutan
As-Shiddiq, yang membenarkan.
Allah swt. berfirman:
"وَٱلَّذِى جَآءَ بِٱلصِّدْقِ
وَصَدَّقَ بِهِۦٓ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ"
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya
mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zumar :33)
Perjalanan ini terjadi tepatnya setelah banyaknya cobaan dan ujian
yang didapatkan oleh nabi Muhammad saw. Di antaranya hinaan orang kafir serta
meninggalnya dua kekasih yang selalu memotivasi san menjaga beliau, istrinya
Khodijah dan pamannya Abu Tolib. Oleh karena itu Allah Swt. memuji kekasih-Nya
di dalam Al-Qur’an:
"سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ
بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى
بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ"
“Maha Suci Allah, Yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari masjid al-Haram ke masjid Al-Aqsha yang telah kami berkahi
sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran)
kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.
Al-Isra :1)
Hikmah perintah sholat ini hadir di tengah-tengah umat muslim
adalah salah satu cara untuk merasa rendah dan hina di sisi Allah Swt. serta
menjadi perantara untuk bermunajat kepada-Nya dengan menggunakan anggota tubuh
dalam menaati-Nya.
Dengan sholat diri kita akan terjaga dari perbuatan maksiat. Sadar
mau pun tidak sadar. Allah Swt. berfirman
"إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ
عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ"
“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan
munkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)
Sholat juga adalah perantara paling mudah bagi seorang hamba untuk
meluruhkan dosa-dosa yang melekat di dalam diri. Sebagai mana yang telah
dijelaskan Rasulullah kepada sahabatnya.
“Apa kalian tidak pernah membayangkan, seandainya ada sungai di
depan pintu rumah kalian, lalu kamu mandi setiap harinya lima kali, masih
adakah kotoran yang masih tersisa di tubuh?”
“Tidak,” jawab para sahabat.
“Begitulah perumpamaan sholat lima waktu, dengan sholat itu Allah
akan menghapus dosa seorang hamba.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Sholat sendiri memilki dua perkara. Dengan dua perkara ini sholat
seorang hamba akan menjadi sempurna, dua hal tersebut adalah zhohir dan batin.
Adapun perkara zhohir yaitu seperti berdiri, ruku, I’tidal, sujud dan duduk di
antara dua sujud. Sedangkan batin mencakup Khusyu’, mengadirkan diri, ikhlas,
merenungkan yang dibaca serta memahami bacaannya.
Imam Ghozali berkata, “Umpama seorang yang menunaikan sholat secara
zhohir dan menyertainya dengan batin umpama seseorang yang menghadiahkan seekor
hewan yang tidak bernyawa.”
Kalaulah kita tidak berani memberikan hadiah yang cacat kepada
seorang pejabat Negara bagaimana mungkin kita berani kepada Allah melakukan
sholat dengan banyaknya kekurangan dan sandiwara?
Saat seorang hamba mampu melakukan sholat secara zhohir dan batin
maka ia akan mendapatkan nikmat yang tidak bisa didapatkan oleh orang lainnya.
Umpamanya, Imam Ali Zainal Abidin bin Husen bin Sayyidina Ali bin Abi tolib
suatu ketika melakukan sholat, lantas masjidnya terbakar seluruh masyarakat
berteriak namun beliau tetap berada dalam sholatnya.
Oleh karena itu kita harus selalu menjaga hal ini. Karena
Rasulullah saw. telah mengingatkan
"من ترك الصلاة متعمدا
فقد كفر جهارا"
“Barang siapa yang meninggalkan sholat secara sengaja sengguh ia
sudah keluar ddari agama islam secara terang-terangan.” [Wallahu A’lam]
===============
Penulis: @almalikiani
Editor: @gilang_fazlur_rahman
Layouter: @najibalwijufri
Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial
Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar