Sebagaimana peperangan zaman dahulu. Sebelum bas dan terompet
tanda dimulainya peperangan dibunyikan, salah satu dari dua kubu mengawalinya
dengan menantang untuk berduel satu lawan satu. Seperti halnya yang terjadi
pada perang Yarmuk antara pasukan muslimin dengan Roman Empire (Kekaisaran
Romania).
Salah satu pasukan Romania maju dan menantang
pasukan muslim. Pasukan muslim sudah merapatkan barisan-nya, ada seratus syuhada’ Badar yang
ikut andil dalam peperangan ini. Namun tiba-tiba muncullah satu pemuda, ia
menyibak kerumunan barisan pasukan muslim. Ia berasal dari qobilah Azd, tidak ada satupun orang yang mengenalnya.
jika dilihat, umurnya belum genap dua puluh tahun.
Lantas datang gagah berani kehadapan Abu
Ubaidah Ibn Jarrah (yang menjadi pemimpin perang pada waktu itu), seraya
berkata: “Wahai Abu Ubaidah, jika kamu berkenan untuk mengobati hatiku, dengan
berjihad melawan musuhku dan musuh Islam, serta berjuang dalam jalan Allah
untuk mendapatkan predikat syahid. apakah kamu mengizinkanku untuk
melawannya?”
Abu Ubaidah terdiam, kalimatnya menggetarkan
hatinya, siapakah pemuda dihadapannya yang gagah berani ini? Lantas Abu Ubaidah
mengangguk dan mengizinkannya. Kemudian pemuda ini berjalan
menuju lawannya yang menantang pasukan muslim.
Namun tiba-tiba ia berhenti dan menghadapkan pandangannya
ke Abu Ubaidah, matanya seperti
mengeluarkan cahaya yang seolah-olah menyinari sekitarnya dalam sekedipan mata,
dan berkata kepadan Abu Ubaidah dengan kalimat yang tidak muncul kecuali dari
mulut pemuda tangguh umat Islam.
“Wahai Abu Ubaidah, aku sungguh menginginkan syahid.”
Kata pemuda itu. “Apakah kamu ingin berwasiat kepadaku agar aku sampaikan
kepada Rasulullah saw.?” Jawab Abu Ubaidah dengan berlinangan air
mata hingga mengalir membasahi jenggotnya.
Pemuda itu berwasiat: “Sampaikan salam dariku
dan dari umat Islam untuk Rasulullah, katakan padanya: Wahai Rasulullah, Allah
telah membalas kami dengan kebaikan dan kita telah mendapatkan apa yang telah
ia janjikan, sungguh ialah tuhan kita yang haq.”
Kemudian pemuda itu beranjak pergi, ia
berjalan bagaikan singa buas yang siap menghabisi mangsanya. Dengan pedang yang
terhunus, ia menghadapi tentara Romania. Dan dalam sekejap, lawannya
terpelanting. Ia berhasil membunuhnya.
Ia memenangkannya dengan cepat, lalu mengambil
pedang dan kuda lawannya sebagai harta rampasan perang, dan menyerahkannya
kepada pasukan muslim. Pasukan muslim terbakar, semangatnya membara. “Allahuakbar!!!
Allahuakbar!!! Allahuakbar!!!”, gema takbir bersatu. Pemuda itu kembali ke medan perang dan
mendatangi bala tentara Romania, seraya beteriak “Apakah dari kalian yang siap untuk melawanku?”
Keluarlah satu dari pasukan Romania dan
melawannya. Belum sampai lawannya bermanuver, pemuda ini sudah membabatnya
habis, tumbang. Datanglah yang ketiga, lagi-lagi pasukan roma tumbang. Datang
yang keempat, ia menghabisinya lagi, tiada tandingan.
Tantara Romania mulai goyah, mereka terkesima
dengan pemuda muslim yang satu ini. Begitu hebat kemampuannya siapakah
gerangan? Hingga akhirnya datanglah tentara berkuda dari Romania. Inilah waktu
yang diharapkan oleh pemuda itu, ia syahid untuk melawan musuhnya yang
ke lima. Lehernya dipenggal, kepalanya jatuh ke tanah seraya bersyahadat.
Inilah peristiwa yang akan disampaikan Abu Ubaidah
kepada Rasulullah, bahwa pemuda itu berpesan, ia telah mendapatkan apa yang
telah dijanjikan oleh Allah swt. yaitu mati syahid. Pertunjukan berakhir
dan dimulailah peperangan yang besar.
Ialah Ghulam majhul, pemuda yang
tidak diketahui. Pahlawan hebat gagah berani, tidak ditemukan di bumi Syam
satupun orang sepertinya.
*Dinukil dari kitab “Miah Min U’dzomai
Ummat Al-Islam Ghayyaru Majra At-Tarikh” karangan Jihad at-Turbani. [Wallahu A’lam]
===============
Penulis: @charissidqie_
Editor: @gilang_fazlur_rahman
Ilustrator: @najibalwijufri
Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial
Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id
Posting Komentar