Jumat, 20 Januari 2023

“Membangun Moral & Kedewasaan” Oleh: Subhan Fauzi (Mahasiswa Tingkat Dua, Fakultas Syariah, Universitas Imam Syafi’i)

 


Setiap manusia memiliki perbedaan, baik dalam hal pemikiran, seperti saat menangkap sebuah maklumat yang dia pelajari. Akan tetapi semua hakikat manusia itu sama, yaitu tercipta dalam keadaan yang tidak mengetahui hal apapun alias dalam keadaan kosong.

 

Dalam hal ini ada suatu hal yang perlu kita bahas. Pembahasan apakah itu? Ya, tentang sebuah kedewasaan, baik kedewasaan yang ada pada diri manusia, seperti dalam segi pemikiran, perilaku, kebiasaan dsb.

 

Sebelum masuk dengan apa yang akan kita bahas, yaitu tentang kedewasaan. Ada sebuah kalimat dari salah satu orang yang berpengaruh di barat, ia berkata:

“Perhatikan pikiranmu karena itu akan menjadi ucapan, perhatikan ucapanmu karena itu akan menjadi tindakan, perhatikanlah tindakanmu karena itu akan menjadi sebuah kebiasaan, perhatikanlah kebiasaanmu karena itu akan menjadi karaktermu, dan jika itu sudah menjadi karaktermu berarti itulah sifat yang melekat pada diri mu.”

 

Dari kalimat tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa manusia bisa menjadi dewasa atau sukses itu bermula dari pemikiraan-nya, dan bisa dikatakan seorang yang bijaksana dalam pandangan orang lain itu dari sikap dan perilakunya (keseharian-nya), akan tetapi semua itu bermula dari pemikiran dan seseorang akan berubah ketika pemikiran-nya berubah, sedikit demi sedikit.

 

Jadi dari situ kita bisa mengetahui, jika ingin berubah itu bisa dimulai dari pemikiran-nya. Akan tetapi pemikiran tersebut terkadang tidak bisa berubah walau umur manusia bertambah sekalipun, karena kedewasaan seseorang berometernya bukanlah tentang umur, melainkan dengan seberapa dewasaan nya dia menghadapi masalah yang ada.

 

Dalam pelajaran ilmu nafs (psikologi) kita diajari bagaimana kita bisa mengerti apa yang seseorang lakukan dan bagaimana kehidupan serta cara dia untuk melakukan kehidupan dengan penuh progres atau dengan penuh percaya diri. Perlu kita ketahui bahwa seseorang yang cerdas dalam segala hal itu tidak mudah menyalahkan orang lain dan tidak mudah menghina orang lebih rendah dari nya.

 

Dengan itu, kita belajar sebuah akhlaq atau kepribadian yang baik dalam menjalani kehidupan dan mengajarkan kita salah satu sifat yang tidak layak dimiliki seorang makhluk yaitu sifat sombong atau menyombongkan diri terhadap orang lain. Karena itu termasuk suatu hal yang bisa merusak moral seseorang. kesombongan adalah sifat yang hanya boleh dimiliki oleh Allah swt., karena hanya sang kholiklah yang pantas untuk menyomobongkan dirinya, dengan sifat- Nya qiyamuhu binafsihi (bisa berdiri dengan sendirinya), alias tidak membutuhkan siapapun.

 

Dan sifat sombong itu akan menjadikan seseorang itu seperti menghina dirinya sendiri, seperti apa yang dikatakan oleh Al-Imam Al-Mujtahid Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad dalam kitabnya Adab Suluk al-Murid, beliau berkata:

 

"فالكِبر يدُلُّ مِن صاحِبِه على غايةِ الحماقَة، ونهاية الجهالة والغباوةِ، وكيف يليقُ التكَبُّر مِمّن يعلم أنّه مخلوقٌ مِن نُطفةٍ مَذِرةٍ وعلى القُرب يصِير جِيفةً قذِرةً"

 

Sombong itu pertanda bahwa seseorang berada dalam kebodohan yang dalam, dan dalam akhir yang bodoh serta sangat teramat bodoh. Lalu bagaimana pantas dia sombong sedangkan kita tau bahwa sesungguhnya dia tercipta dari tetesan air mani yang bertaburan, dan pada akhirnya akan menjadi bangkai yang kotor.

 

Begitulah perkataan Imam Haddad, yang mana harus kita ketahui bahwa kedewasaan bukan hanya dibutuhkan untuk merubah kehidupan, akan tetapi kita butuhkan untuk memperbaiki moral yang sudah rusak di dalam diri kita, agar hari-hari yang dilewati menjadi berarti.

 

Sifat sombong merupakan sifat dari iblis, padahal iblis adalah salah satu makhluk Allah swt. yang cerdas, dan bahkan diceritakan oleh para ulama bahwa iblis pernah menjadi panglima perang, akan tetapi karena sifat sombongnya itu, yang dimana ketika Allah swt. memerintahkannya untuk sujud kepada Nabi Adam as., iblis pun enggan untuk melaksanakan itu karena kesombongannya, sehingga ia dikeluarkan oleh Allah swt. dari surga – Nya.

 

Seperti apa yang disampaikan oleh Allah swt. dalam Al-Qur’an:

ﱔ ﱕ ﱖ ﱗ ﱘ ﱙ ﱚ ﱛ  ﱜ ﱝ ﱞ ﱟ ﱠ " ) الأعراف: ١٣ (

 

“Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Iblis menjawab “Saya lebih baik dari padanya, Engkau menciptakanku dari api sedangkan Engkau menciptakannya dari tanah.” KemudianAllah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepantasnya menyombongkan diri di dalamnya, keluarlah, sesungguhnya kamu termassuk orang-orang yang hina.”

 

Seperti apa yang sudah kita mengerti, bahwa hidup ini tidak hanya untuk dinikmati, melainkan untuk dimengerti dan juga dipahami. Kedewasaan sesorang ditentukan dalam diri, yaitu merubah pola pikir yang akan dilakukan setiap hari, hindari sesuatu yang tidak berarti, agar moral manusia menjadi lebih baik lagi. [Wallahu A’lam]

 

===============

Penulis: @subhan_fauzi_

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Ilustrator: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search