Ketika kita memandang sebuah lautan, tentu yang ada dalam pandangan
kita adalah lautan yang tak ada ujungnya. Ini menunjukkan bahwasannya pandangan
yang ada diri kita ini ada batasannya. Oleh karenanya ketika kita sadar bahwa
pandangan yang kita miliki mempunyai batasannya, maka jangan
terlalu cepat menilai sesuatu itu baik ataupun buruk, karena pandangan manusia ada batasannya.
Betapa banyak sesuatu yang kita anggap buruk dalam pandangan kita
ternyata itu adalah sebuah kebaikan yang tersembunyi. Contohnya seperti kisah singkat
yang terjadi pada zaman Sultan Murod II.
Ketika itu ada seorang laki-laki yang terkenal
dikalangan masyarakat bahwa dia adalah seseorang yang suka mabuk-mabukan dan
suka pergi ke tempat prostitusi setiap malamnya. Tiba pada suatu malam sehabis
ia membeli beberapa botol minuman keras, di pertengahan jalan laki-laki tersebut
terpeleset, terjatuh dan seketika botol-botol minuman keras yang ia bawa
berhamburan pecah dan yang lebih mengenaskannya lagi ia ketika itu juga
tubuhnya kaku, ruh telah terpisah dari jasadnya. Masyarakat
yang melihat kejadian tersebut tidak ada yang menghiraukan laki-laki itu karna
dalam pandangan mereka buat apa mereka membantu seorang pendosa yang suka
mabuk-mabukan.
Dimalam itu juga, entah apa tang terjadi yang membuat Sultan Murod gelisah dan sangat berkeinginan untuk berkeliling langsung ke
masyarakatnya untuk melihat keadan mereka. Sultan pun memanggil beberapa pengawalnya dan mulai bersiap
untuk melakukan perjalanan. Pada malam itu, Sultan dan pengawalnya menyamar agar
tidak menarik perhatian masyarakat jika meraka tau raja mereka sedang
berkeliling-keliling melihat kondisi mereka.
Singkat cerita sampailah Sultan ditempat laki-laki yang terkenal
seorang pemabuk tadi yang mana tubuhnya sudah tergulai ditanah. Sultan merasa
heran dengan kejadian itu karena masyarakat disekitar yang melihat seseorang
yang telah meninggal tapi tidak satupun dari mereka menghiraukannya. Sultan
langsung bertanya kepada orang-orang yang ada disekitaran tempat tersebut, “Mengapa kalian tidak
segera membawa laki-laki ini kerumahnya kemudian membantu
menguburkannya?” Salah satu diantara mereka menjawab: “Untuk apa
menolong seorang pendosa yang setiap malamnya mabuk-mabukan!
Tentu mereka tidak mengetahui mereka sedang berbicara dengan
seorang sultan. “Bukankah dia seorang muslim? Dia masih memiliki hak untuk dikuburkan bukan dibiarkan begitu saja
jasadnya! Balas sang Sultan. Kemudian Sultan bersama pengawalnya langsung membawa jasad laki-laki itu
kerumahnya.
Sesampai mereka dirumah laki-laki itu, istrinya langsung
menangis melihat jasad suaminya yang sangat menyedihkan. Sultan langsung
bertanya kepada istrinya “Apakah benar suamimu setiap malam dia membeli minum-minuman keras?
Dia menjawab “Iya, itu benar, akan tetapi minuman keras yang ia beli tidak
pernah sekalipun dia meminumnya, begitu juga wanita-wanita yang dia bayar tiap malamnya.
Minuman keras yang ia beli setiap malam dibuang ditoilet semua olehnya agar
orang-orang tidak bisa mabuk-mabukan dan wanita-wanita yang ia bayar
setiap malamnya langsung disuruh untuk pulang ke rumahnya masing-masing agar tidak
berzina.” Dan aku sudah mengakatan kepadanya jikalau dia tetap melakukan
pekerjaan ini terus-menerus dia akan mati tanpa ada yang membantu dan
menghiraukannya. Lalu dia mengatakan ‘Jangan takut, ketika aku mati nanti akan ada sultanlah yang
menyolatiku.’
Seketika itu Sultan langsung mengakui bahwa lawan bicara istri laki-laki yang meninggal
itu adalah Sultan. Dan Sulton pun memerintahkan agar jasad pria yang dipandang seorang pemabuk
itu disholati oleh seluruh masyarakat yang ada termasuk para menteri dan
ulama.
Dari kisah tersebut, kita bisa
banyak mengambil hikmah. Diantaranya jangan terlalu mudah untuk menilai
seseorang, jangan terlalu mudah bersuudzon. Bersikaplah lebih adil, buka
pandangan kita. Ketika sampai suatu berita atau melihat kelakuan seseorang
jangan terlalu cepat menilai. Telusuri dulu sebab kenapa itu terjadi dan
menelusuri tidak cukup hanya dengan satu sisi, telusuri berbagai sisi agar
pandangan kita tidak sempit, tidak mudah memvonis, tidak
mudah berburuk sangka, tidak mudah menilai.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا
قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-
orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa
suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai
kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian
akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.” (Al-Hujurat 49:6)
“Bukalah mata kita! Pandanglah dengan teliti, lihatlah ke segala arah, bisa jadi ada tirai yang menutupi pandangan mata
sehingga jarak pandang menjadi sempit.” [Wallahu A’lam]
===============
Penulis: @
ikmal_dlvn
Editor: @gilang_fazlur_rahman
Ilustrator: @najibalwijufri
Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial
Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW • TG |
Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id
Posting Komentar