Jumat, 20 Januari 2023

“Membuka Tirai Pengkabut Mata” Oleh: Ikmal Delvian (Mahasiswa Tingkat Satu, Fakultas Syariah, Universitas Imam Syafi’i)

 


Ketika kita memandang sebuah lautan, tentu yang ada dalam pandangan kita adalah lautan yang tak ada ujungnya. Ini menunjukkan bahwasannya pandangan yang ada diri kita ini ada batasannya. Oleh karenanya ketika kita sadar bahwa pandangan yang kita miliki mempunyai batasannya, maka jangan terlalu cepat menilai sesuatu itu baik ataupun buruk, karena pandangan manusia ada batasannya.

 

Betapa banyak sesuatu yang kita anggap buruk dalam pandangan kita ternyata itu adalah sebuah kebaikan yang tersembunyi. Contohnya seperti kisah singkat yang terjadi pada zaman Sultan Murod II.

 

Ketika itu ada seorang laki-laki yang terkenal dikalangan masyarakat bahwa dia adalah seseorang yang suka mabuk-mabukan dan suka pergi ke tempat prostitusi setiap malamnya. Tiba pada suatu malam sehabis ia membeli beberapa botol minuman keras, di pertengahan jalan laki-laki tersebut terpeleset, terjatuh dan seketika botol-botol minuman keras yang ia bawa berhamburan pecah dan yang lebih mengenaskannya lagi ia ketika itu juga tubuhnya kaku, ruh telah terpisah dari jasadnya. Masyarakat yang melihat kejadian tersebut tidak ada yang menghiraukan laki-laki itu karna dalam pandangan mereka buat apa mereka membantu seorang pendosa yang suka mabuk-mabukan.

 

Dimalam itu juga, entah apa tang terjadi yang membuat Sultan Murod gelisah dan sangat berkeinginan untuk berkeliling langsung ke masyarakatnya untuk melihat keadan mereka. Sultan pun memanggil beberapa pengawalnya dan mulai bersiap untuk melakukan perjalanan. Pada malam itu, Sultan dan pengawalnya menyamar agar tidak menarik perhatian masyarakat jika meraka tau raja mereka sedang berkeliling-keliling melihat kondisi mereka.

 

Singkat cerita sampailah Sultan ditempat laki-laki yang terkenal seorang pemabuk tadi yang mana tubuhnya sudah tergulai ditanah. Sultan merasa heran dengan kejadian itu karena masyarakat disekitar yang melihat seseorang yang telah meninggal tapi tidak satupun dari mereka menghiraukannya. Sultan langsung bertanya kepada orang-orang yang ada disekitaran tempat tersebut,Mengapa kalian tidak segera membawa laki-laki ini kerumahnya kemudian membantu menguburkannya?” Salah satu diantara mereka menjawab: “Untuk apa menolong seorang pendosa yang setiap malamnya mabuk-mabukan!

 

Tentu mereka tidak mengetahui mereka sedang berbicara dengan seorang sultan. “Bukankah dia seorang muslim? Dia masih memiliki hak untuk dikuburkan bukan dibiarkan begitu saja jasadnya! Balas sang Sultan. Kemudian Sultan bersama pengawalnya langsung membawa jasad laki-laki itu kerumahnya.

 

Sesampai mereka dirumah laki-laki itu, istrinya langsung menangis melihat jasad suaminya yang sangat menyedihkan. Sultan langsung bertanya kepada istrinya “Apakah benar suamimu setiap malam dia membeli minum-minuman keras?

Dia menjawab “Iya, itu benar, akan tetapi minuman keras yang ia beli tidak pernah sekalipun dia meminumnya, begitu juga wanita-wanita yang dia bayar tiap malamnya. Minuman keras yang ia beli setiap malam dibuang ditoilet semua olehnya agar orang-orang tidak bisa mabuk-mabukan dan wanita-wanita yang ia bayar setiap malamnya langsung disuruh untuk pulang ke rumahnya masing-masing agar tidak berzina. Dan aku sudah mengakatan kepadanya jikalau dia tetap melakukan pekerjaan ini terus-menerus dia akan mati tanpa ada yang membantu dan menghiraukannya. Lalu dia mengatakan ‘Jangan takut, ketika aku mati nanti akan ada sultanlah yang menyolatiku.

 

Seketika itu Sultan langsung mengakui bahwa lawan bicara istri laki-laki yang meninggal itu adalah Sultan. Dan Sulton pun memerintahkan agar jasad pria yang dipandang seorang pemabuk itu disholati oleh seluruh masyarakat yang ada termasuk para menteri dan ulama.

 

Dari kisah tersebut, kita bisa banyak mengambil hikmah. Diantaranya jangan terlalu mudah untuk menilai seseorang, jangan terlalu mudah bersuudzon. Bersikaplah lebih adil, buka pandangan kita. Ketika sampai suatu berita atau melihat kelakuan seseorang jangan terlalu cepat menilai. Telusuri dulu sebab kenapa itu terjadi dan menelusuri tidak cukup hanya dengan satu sisi, telusuri berbagai sisi agar pandangan kita tidak sempit, tidak mudah memvonis, tidak mudah berburuk sangka, tidak mudah menilai.

 

 

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.” (Al-Hujurat 49:6)

 

“Bukalah mata kita! Pandanglah dengan teliti, lihatlah ke segala arah, bisa jadi ada tirai yang menutupi pandangan mata sehingga jarak pandang menjadi sempit. [Wallahu A’lam]

 

===============

Penulis: @ ikmal_dlvn

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Ilustrator: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search