Nafashadhramaut.id
| Mukalla (07/02), Pagi ini matahari tampak memancarkan sinarnya
dengan begitu indah, seakan ikut menari menyambut kedatangan sang Murobbi. Para
mahasiswa Universitas Imam Syafi’i berdiri di
sepanjang jalan Nurul Huda, Ibnu Sina, Mukalla. Semua memakai gamis putih serta
memegang bendera berlambangkan Universitas. Wajah mereka sangat sumringah,
senang dan bahagia setelah lama tidak bertemu dengan yang dicinta, Sayyidi As-Syeikh Muhammad bin Ali Ba’atiyah Ad-Dau’ani.
Acara penyambutan ini sudah dipersiapkan dengan sangat matang. Setiap mahasiswa telah diberikan tanggung jawab. Ada bagian
dekorasi panggung, pembawa acara, pasukan bari-berbaris, gotong royong
kebersihan, tari ‘Sabwani,’ grup sholawat dan bagian multimedia Universitas.
Tepatnya pukul 06.30 KSA, Sayyidi Syeikh tiba di Universitas Imam Syafi’i.
Kehadirannya disambut meriah oleh seluruh Mahasiswa. Di sisi kanan kiri beliau terdapat murid seniornya, yang menjabat sebagai wakil Rektor, Al-Qodhi As-Syeikh Salim bin Abi Bakar Al-Haddar, ketua fakultas Ushuluddin Al-Qodhi Abdullah bin Abi Bakar
Balfaqih, ketua fakultas Syariah As-Syeikh Abdurrahman bin Umar Bamakhos dan Ustadz Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi beserta seluruh jajaran Dosen Univ. Imam Syafi’i.
Seketika sholawat penyambutan pun memecah dan mengeras, sekeras rasa rindu
itu. Suaranya saling bersahutan seakan mengabarkan sentereo alam akan mulianya orang yang tiba. Pepohonan
dan burung-burung ikut meramaikan. Sholawat penyambutan ini digubah langsung
oleh seorang ahli sastra Universitas Imam Syafi’i, Sholeh Muhammad Al-Qhonus yang berasal dari Ahwar. Di tengah sholawat ada sebuah
penampilan ‘Sabwani,’ tari adat daerah Syihr.
Sayyidi Syeikh pun duduk di sebuah kursi yang
disediakan. Satu-satu perwakilan dari santri pun menyampaikan syair dan kata-kata
pujian untuk beliau. Serta mengingatkan seluruh santri agar memperbaiki niat
kembali.
Dalam kesempatan ini Sayyidi Syeikh memberikan banyak pesan ke seluruh muridnya. Diawali tentang ikatan seorang guru dan
murid, beliau juga sangat menekankan kepada seluruh muridnya agar menjadikan Sayyiduna Ali r.a. teladan dalam
segala hal. Karena beliau adalah tuntunan hakiki setelah Rasulullah saw. Kepadanya
pula seluruh sanad keilmuan kembali. Bagaimana tidak, padahal Allah sudah
memerintahkan Jibril dan Mikail untuk belajar kepada Rasulullah dan Sayyiduna
Ali.
Matahari kian memuncak. Teriknya menawarkan
seribu kehidupan. Sayyidi Syeikh pun menutup acara dengan doa, lantas di akhiri dengan foto bersama.
“Kedatangan beliau memberikan pengaruh yang
sangat besar dalam hati seluruh muridnya. Beliau adalah Ayah yang memandang seluruh muridnya seperti anak-anaknya, tanpa ada yang
dibedakan. Buktinya beliau berkata, “Kalian adalah anak-anakku.” Hal itu pun tampak dalam keseharian
beliau. Seyogyanya kita memiliki sifat sungguh-sungguh tiada tanding. Karena Sayyidi
Syeikh sangat mencintai muridnya yang memiliki semangat tinggi,” Tukas Ahmad bin Muhammad Assegaf, salah seorang mahasiswa yang berasal dari Seiyun itu. [AAB]
Penulis: @adoeel_19
Editor:
@gilang_fazlur_rahman
Layaouter: @najibalwijufri
Terus dukung
dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW •
TG | Nafas Hadhramaut
Website |
www.nafashadhramaut.id
Posting Komentar