Rabu, 08 Februari 2023

“Selayang Pandang Pengarang Rotib Al-Haddad” Oleh: Syamsyul Ma’arif (Mahasiswa Tingkat Satu, Fakultas Syari’ah, Universitas Imam Syafi’i)

 


Beliau As-Sayyid Al-Imam Al-‘Allamah Ad-Da'i Ilallah dalam perkataan dan perbuatan. Beliau mendapat julukan "Quthbil Irsyad" yaitu pemimpin serta petunjuk rohani untuk menempuh jalannya para kekasih Allah swt.

 

Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, lahir di Sabir, Dhowahi, Tarim, Hadramaut, Yaman, pada malam kamis 5 Shafar 1044 H. Beliau tumbuh dan terdidik di kota Tarim. di masa kecilnya beliau tidak seperti layaknya anak-anak pada umumnya, Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad sudah disibukan dengan ibadah.

 

Beliau telah kehilangan pandangan matanya sejak kecil, akan tetapi Allah swt. menggantinya dengan pandangan hati ('Ainul Bashirah), karena kesungguhan ibadah dan Ijtihad beliau dalam mencari ilmu.

 

Waktu beliau selalu disibukan untuk duduk dengan para ulama pada zaman-nya, untuk mengambil manfaat ilmu  kepada mereka, diantaranya adalah :

1. Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Athos (shohib ratib Al-Athos)

2.  Al-Habib Aqil bin Abdurrahman Assegaf

3.  Al-Habib Abdurrahman bin Syeikh Aidid

4. Al-Habib Sahl bin Ahmad Bahasan Al-Hadili Ba'alawi.

Dan juga termasuk guru beliau di Makkah Al-Imam Al-Allamah As-Sayyid Muhammad bin Alwi Assegaf.

 

Kemudian beliau memulai dawahnya dengan hikmah serta nasihat-nasihat kebaikan, sehingga mudah masuk di dalam sanubari manusia yang mendengarnya, maka dengan itu mulailah nama Al-Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad menyebar ke seluruh penjuru dunia. Beliau memiliki pengaruh yang besar dalam berdakwah yang membuat berbondong-bondong manusia untuk berjumpa dengannya.

Selain itu, beliau juga memiliki karangan kitab yang menjadikan orang- orang datang dan belajar serta mengambil keberkahan ilmu dari beliau. Termasuk murid -murid beliau yang juga memiliki pengaruh dalam dakwahnya adalah putra beliau sendiri, yaitu Al-Habib Hasan bin Abdullah Al Haddad. Diantar mudrid yang lainnya ialah Al-Habib Ahmad bin Zein Al-Habsyi, Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih, Al-Habib Muhammad bin Zein Sumaith, Al-Habib Umar bin Zein Sumaith, Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Bar, Al-Habib Ali bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf, Al Habib Muhammad bin Umar bin Thoha Shofi Assgaf dan masih banyak lagi murid-murid beliau yang belum bisa disebutkan.

 

Berbicara tentang beliau, maka kita perlu berbicara pada karangan-karanganya, diantaranya adalah kitab; Nashoih Ad-Diniyah, Da’watu Tammah, Risalah Muawanah, Adab Sulukul Murid, Al-Mawa'idz, Hikam dsb. Melalui wasilah karanganya itu, Allah swt. berikan kemanfaatan dan keberkahan  sehingga masuk ke dalam hati para pembacanya hidayah serta anugrah kebaikan.

 

Sebagian dari kitabnya beliau telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan Prancis. Karangan kitab-kitab beliau penuh dengan nasihat-nasihat kebaikan. Beliau juga memiliki karya syair yang luhur layaknya mutiara, baik tentang hikmah, ilmu, serta wasiat-wasiat kebaikan.

 

Banyak dari para Ulama kagum dan menyukai karangan kitab beliau, bahkan menjadikan-nya tempat untuk memperbaiki hati sebagaimana layaknya makan untuk memperkuat badan, mereka selalu mendawamkan membaca kitab-kitab Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad.

 

Inilah bukti keikhlasan, ijtihad beliau dalam menuntut ilmu, mengamalkan, serta mengajarkan kepada khalayak manusia baik secara langsung atupun dengan wasilah kitab-kitab beliau.

 

Salah satu wasiat beliau adalah:

فإن الله ينطق علماء كل زمان بما يوافق اهله، والتصانيف تبلغ الاماكن البعيدة، وتبقى بعد موت العالم، فيحصل له بذلك فضل نشر العلم، ويكتب معلما داعيا الى الله فى قبره، كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  "من انعش لسانه حقا يعمل به من بعده، أجري عليه أجره الى يوم القيامة."

 

“Sesungguhnya Allah swt. menempatkan ulama-ulama setiap zaman dengan apa yang sesuai pada lingkungan ahli zamannya, mereka menulis sebuah karangan yang akan sampai kepada tempat yang jauh sehingga semua orang bisa mengambil manfaat dari karangannya tersebut, serta akan tetap kekal karangan itu walaupun setelah wafatnya. Maka dengan menulis karangan itulah Ia mendapatkan fadhilahnya menyebarkan ilmu, juga dicatat sebagai seorang pengajar serta da'i ilallah walaupun dalam kuburnya. Sebagaimana yang di abdakan Nabi Muhammad saw. ‘Barang siapa yang menggunakan lisannya dalam perkara-perkara yang haq, dan kemudian di amalkan oleh orang-orang setelahnya, maka Ia mendapatkan pahala kebaikan itu sampai hari kiamat. [Wallahu A’lam]

 

===============

Penulis: @

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut Website | www.nafashadhramaut.id

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search